DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Dokter Wienorman Gunawan: Kedutan Wajah Berulang Kali Bisa Jadi Bukan Sekadar Tanda Kelelahan

image
llustrasi wajah yang kedutan di usia tua (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Dokter spesialis bedah saraf Wienorman Gunawan dari Bethsaida Hospital mengemukakan, kedutan yang terjadi di wajah secara berulang kali dan tidak terkendali bisa jadi bukan sekadar tanda kelelahan atau stres.

Wienorman Gunawan menjelaskan, kondisi yang dalam dunia medis disebut hemifacial spasm atau kejang di wajah bisa terjadi karena ada gangguan saraf wajah yang menyebabkan kontraksi otot secara tiba-tiba dan terus-menerus di satu sisi wajah.

"Gangguan ini umumnya disebabkan oleh tekanan pembuluh darah pada saraf wajah," kata Wienorman Gunawan dalam keterangan persnya pada Jumat, 14 Maret 2025.

Baca Juga: Dokter Ngabila Salama Jelaskan Kiat Terhindar dari Bau Mulut Selama Menjalankan Ibadah Puasa

"Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah cenderung mengalami perubahan bentuk dan elastisitas, yang pada akhirnya bisa menekan saraf wajah dan memicu kontraksi otot yang tidak normal," ia menjelaskan.

Ia mengatakan, hemifacial spasm bisa menimbulkan ketidaknyamanan, gangguan psikologis, dan hambatan interaksi sosial pada sebagian orang.

Menurut dia, gangguan ini dapat ditangani dengan pengobatan oral dan jika penerapan metode ini hasilnya tidak optimal, maka microvascular decompression (MVD) dapat dijadikan sebagai opsi.

Baca Juga: Dokter Tegaskan Informasi Air Galon Sebabkan Kemandulan Pembodohan Publik

MVD adalah prosedur yang ditujukan untuk menghilangkan tekanan pembuluh darah pada saraf wajah dengan cara memisahkan saraf dari pembuluh darah yang menekannya. Dalam hal ini, operasi dilakukan untuk mengatasi akar penyebab gangguan.

Metode lain yang dapat diterapkan dalam penanganan hemifacial spasm adalah injeksi botulinum toxin atau Botox ke area yang mengalami kedutan untuk mengurangi kontraksi otot yang berlebihan. Terapi ini umumnya perlu dilakukan secara berkala sesuai dengan kondisi pasien.

Dokter Wienorman menyampaikan bahwa pemilihan metode penanganan harus dilakukan sesuai dengan kondisi pasien.

Baca Juga: Dokter Pringgodigdo Nugroho: Jarang Minum Air Putih Dapat Timbulkan Penyakit Ginjal

"Konsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf sangat penting agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat," katanya.

Halaman:

Berita Terkait