Menteri ESDM Bahlil Lahadalia: Pembangunan Kilang Minyak di Sumatra Sebagian Didanai Danantara
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Sabtu, 08 Maret 2025 03:45 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan, proyek pembangunan kilang minyak berkapasitas 500.000 barel yang dibangun berdekatan dengan Singapura di wilayah Sumatra bakal dibiayai sebagian oleh Danantara.
Bahlil Lahadalia berharap ada investor lainnya, termasuk Pertamina, ikut serta berinvestasi dalam pembangunan kilang minyak tersebut.
“Sebagian (didanai) Danantara, sebagian kami lagi mencari. Kalau memang Pertamina bisa ikut, itu jauh lebih baik,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Pertamina Pastikan Pasokan Energi Aman Jelang Natal 2024
Walaupun demikian, Bahlil belum dapat menyebutkan berapa porsi pembiayaannya nanti manakala telah mendapatkan investasi selain Danantara.
“Belum sampai ke situ ya,” sambung Bahlil.
Di lokasi terpisah, Bahlil menyebut daerah Sumatra menjadi lokasi pembangunan kilang minyak berkapasitas 500.000 barel itu karena pertimbangan bisnis.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia: Hulu Migas Jadi Kunci Capai Swasembada Energi Sesuai Program Prabowo
“Ya, itu adalah pertimbangan bisnis ya,” kata Bahlil kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.
Pembangunan kilang itu merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama yang bakal menerima kucuran dana investasi sebesar 40 miliar dolar AS. Proyek-proyek itu juga bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS pada 2025.
Di samping pembangunan kilang, beberapa proyek utama lainnya juga mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Tegaskan Diskon 50 Persen Tarif Listrik PT PLN Tidak Diperpanjang
Kemudian, ada pula proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) baku batu bara sebagai substitusi impor LPG.