Gencatan Senjata di Gaza, Sekjen Hizbullah Naim Qassem Ucapkan Selamat pada Palestina
- Penulis : Mila Karmila
- Minggu, 19 Januari 2025 00:27 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, pada Sabtu, 18 Januari 2025, mengucapkan selamat kepada warga Palestina di Jalur Gaza atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
"Kami mengucapkan selamat kepada rakyat Palestina dan kelompok perlawanan (Hamas) atas kesepakatan ini, yang membuktikan ketangguhan (Hamas) dalam mencapai apa yang diinginkannya, sedangkan musuh tidak mampu meraih yang mereka inginkan," kata Naim Qassem dalam pidato yang disiarkan stasiun TV Al-Manar Lebanon, Sabtu.
Perselisihan di Israel hanya akan semakin dalam usai kemenangan Palestina, kata petinggi gerakan perlawanan terhadap Israel yang berbasis di Lebanon itu.
Baca Juga: PM Lebanon Najib Mikati Sambut Baik Kesepakatan Gencatan Senjata Hizbullah dengan Israel
Dia meminta militer Lebanon untuk aktif melawan ratusan pelanggaran Israel terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah, serta semua tindakan yang melanggar kedaulatan Lebanon.
Negosiasi antara Israel dan Hamas, yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, pada Rabu, 15 Januari 20-25, menyepakati gencatan senjata selama 42 hari di Jalur Gaza dan pemulangan para sandera.
Kedua pihak yang bertikai juga menyatakan niat untuk mengakhiri permusuhan yang sudah berlangsung selama lebih dari 15 bulan, yang kemudian menyebar ke Lebanon dan Yaman serta memicu serangan rudal antara Israel dan Iran.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah, Sheikh Naim Qassem: Israel Gagal Menghancurkan Gerakan Perlawanan
Menteri Luar Negeri Qatar pada Sabtu mengatakan gencatan senjata itu mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025 pukul 8.30 waktu setempat (12.30 WIB).
Tahap pertama kesepakatan itu mencakup pertukaran tawanan, penarikan pasukan Israel dari perbatasan Gaza, dan pengiriman bantuan kemanusiaan. Tahap kedua dan ketiga masih belum disepakati.
Para penjamin kesepakatan tersebut — Qatar, Mesir, dan AS — akan mendirikan pusat koordinasi di Kairo, Mesir.***