DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Ekonom Wijayanto Samirin Soroti Risiko Larangan Impor Empat Bahan Pangan pada 2025

image
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam wawancara cegat di sidang Tanwir 1 Aisyiyah, di Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025. ANTARA/Asep Firmansyah

ORBITINDONESIA.COM - Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyoroti adanya risiko ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi akibat larangan pemerintah untuk impor empat bahan pangan pada 2025.

Tahun ini pemerintah melarang impor empat bahan pangan strategis, yakni beras, jagung, gula, dan garam. "Jika larangan impor diterapkan di tahun 2025 akan sangat berisiko bagi ketahanan pangan kita, karena permasalahan kita sifatnya struktural, sehingga perlu waktu lama untuk memperbaiki," kata Wijayanto Samirin, di Jakarta, Jumat, 17 Januari 2025.

Wijayanto Samirin menjelaskan, selama ini Indonesia bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan empat komoditas tersebut. Pada tahun-tahun sebelumnya, volume impor beras, jagung, gula, dan garam cukup besar.

Baca Juga: Mendag Budi Santoso: Gerakan Pangan Murah Upaya Pemerintah Tingkatkan Daya Beli Masyarakat

Apabila keputusan pelarangan impor diambil tanpa persiapan matang, kebijakan ini justru akan menciptakan distorsi signifikan pada sektor industri yang saat ini tengah berjuang bangkit.

Salah satu dampak yang disorot Wijayanto adalah kesulitan yang akan dialami oleh peternak.

"Para peternak akan kesulitan, karena selama ini menggantungkan jagung impor sebagai sumber pakan ternak, karena jagung domestik tidak memadai," ujarnya.

Baca Juga: Kementerian Pertanian Targetkan 2025 Tidak Impor Empat Komoditas Pangan, Termasuk Beras

Selain itu, larangan impor terhadap beras juga diperkirakan bakal memicu lonjakan harga beras domestik, sementara harga beras dunia saat ini justru sedang menurun.

Kondisi ini, menurut Wijayanto, akan semakin membebani masyarakat ekonomi bawah, termasuk petani yang mayoritas sebenarnya adalah konsumen neto beras.

"Rakyat ekonomi bawah akan makin kesulitan, termasuk para petani yang mayoritas sebenarnya adalah net consumer beras," katanya pula.

Baca Juga: BPOM Kawal Keamanan Pangan Terkait Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Aceh

Oleh karena itu, Wijayanto berharap pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan larangan impor tersebut.

Adapun saat ditemui di Tanwir 1 Aisyiyah, Jakarta, Kamis, 16 Januari 2025, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas menyatakan bahwa larangan impor ini merupakan komitmen Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan.

Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.

Baca Juga: Guru Besar IPB, Yanto Santosa: Kawasan Hutan Terdegradasi Bisa untuk Pengembangan Pangan dan Energi

"Tahun ini sudah melarang impor beras, melarang impor jagung, melarang impor gula, dan melarang impor garam, sebagai komoditas pangan yang penting," ujar Zulhas.

Zulhas berharap kebijakan larangan impor tersebut dapat mewujudkan cita-cita Indonesia untuk melakukan swasembada pangan, karena Indonesia sangat potensial untuk melakukan itu.

Salah satu upayanya, kata dia, dengan memperkuat para petani melalui memberikan penyuluhan, dukungan finansial, revisi regulasi, pemberian bibit unggul, hingga penguatan rantai pasok.***

 

Halaman:

Berita Terkait