DECEMBER 9, 2022
Kolom

Kebakaran Los Angeles dan Kompleksitas Bencana di Era Informasi

image
Kebakaran hutan mematikan di Los Angeles (LA), yang telah berlangsung selama beberapa hari telah menghancurkan ribuan bangunan. (ANTARA/Anadolu/py)

Oleh Dr. Taufan Hunneman*

ORBITINDONESIA.COM - Kebakaran yang melanda tiga distrik di Los Angeles, Amerika Serikat, baru-baru ini kembali menarik perhatian global.

Padahal sebagai negara bagian yang akrab dengan bencana kebakaran hutan, sebenarnya California tidak asing dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh api.

Baca Juga: Marshanda Ceritakan Kronologis saat Hilang di Los Angeles

Namun, tragedi kali ini tidak hanya soal kobaran api yang menghanguskan lahan, rumah, dan kehidupan. Kebakaran ini mencerminkan kompleksitas masyarakat modern yang hidup di era informasi di mana realitas bercampur dengan manipulasi, dan empati berhadapan dengan bias sosial.

Setiap tahun, negara bagian California kerap mengalami kebakaran, terutama karena iklimnya yang kering, angin kencang, dan kondisi vegetasi yang mudah terbakar. Bencana alam ini sering kali dianggap sebagai siklus tahunan, bahkan menjadi bagian tak terhindarkan dari lanskap ekologi kawasan tersebut.

Namun, kebakaran di Los Angeles kali ini menjadi pembicaraan dunia karena lokasi terdampaknya. Tiga distrik yang terbakar berada di kawasan yang dihuni oleh para selebritas Hollywood, tokoh kaya, dan figur terkenal.

Baca Juga: Jumlah Korban Penembakan Massal Perayaan Imlek di Los Angeles 20 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Eksposur media yang luas terhadap tragedi ini, dibandingkan dengan kebakaran serupa di kawasan miskin yang sering kali terabaikan, membuka kembali diskusi tentang bias sosial dan rasisme sistemik di Amerika Serikat.

Ketika kebakaran serupa terjadi beberapa tahun lalu di perkampungan Hispanic di California, hanya sedikit yang peduli. Kawasan tersebut, yang mayoritas dihuni oleh warga berpenghasilan rendah, tidak mendapat perhatian besar dari media maupun masyarakat.

Sebaliknya, kebakaran kali ini menarik perhatian luar biasa karena melibatkan korban dari kalangan kelas atas. Fenomena ini mencerminkan bagaimana nilai sosial dan ekonomi sering kali menjadi faktor penentu dalam tingkat perhatian publik terhadap sebuah tragedi.

Baca Juga: Bejat, 10 Orang Meninggal Jadi Korban Penembakan Massal Saat Perayaan Imlek di Los Angeles Amerika Serikat

Tidak hanya itu, perhatian besar terhadap kebakaran ini juga menunjukkan bagaimana media, terutama media sosial, memainkan peran penting dalam membentuk persepsi publik.

Halaman:

Berita Terkait