Hendrajit tentang Novel Haruki Murakami, "Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya"
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 11 Januari 2025 07:59 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kalau anda ikut gabung pada sebuah klub, perkumpulan atau komunitas, lantas merasa minder karena kalah pamor atau kalah unggul di antara para anggota lainnya, jangan keburu minder atau merasa tidak PD dulu. Karena para anggota lainnya belum tentu memandang dirimu seperti yang Anda rasakan.
Itulah pesan sentral novel karya Haruki Murakami, Tsukuru Tazaki Tanpa Warna dan Tahun Ziarahnya. Dalam cerita ini, Tsukuru semula gundah gulana karena tanpa alasan jelas, kasarannya dia dipecat dari komunitas yang anggotanya sebenarnya hanya 5 orang termasuk dirinya.
Belakangan, 16 tahun setelah dia dikeluarkan dari keanggotaannya, dan sudah jadi orang sukses sebagai arsitek pembangunan stasiun kereta api, Tsukuru atas desakan pacarnya, menyelidiki alasan sesungguhnya dia dipecat dari komunitas.
Baca Juga: Hendrajit: Membaca Bob Dylan Dari Buku Bacaannya
Pertimbangan Sarah, pacar Tzukuru, selama belum terjawab alasan dirinya dipecat, akan menghantui terus masa depannya. Dan pastinya juga mengganggu hubungan Tsukuru dan Sara ke depannya ke tingkatan yang lebih serius.
Memang akhirnya terbukti dia memang jadi korban fitnah tanpa diberi hak konfirmasi kebenaran dari tuduhannya. Namun pesan sentral sang pengarang menurutku bukan itu. Namun, terkait dengan hakikat dan spirit sebuah komunitas atau klub itu sendiri.
Rupanya ketika Tsukuru masih bergabung dalam keanggotaan kominitas itu, di mata keempat kawannya, Tsukuru yang punya pembawaan tenang, tidak menonjolkan diri, lebih suka mendengar dan menyerap ketimbang berekspresi, bagi keempat kawan sekomunitasnya itu, justru kayak semacam jangkar atau pusat keseimbangan.
Baca Juga: Hendrajit: Soedjatmoko Percaya Raja Jawa Bisa Memerintah Karena Dapat Wangsit
Jadi, tanpa disadari Tzukuru sendiri, sebenarnya yang dia sangka kelemahan, di mata para anggota lainnya justru kekuatan dan keunggulan. Malah semacam perekat dari kekompakan komunitas.
Adanya Tsukuru di dalam komunitas, justru membuat perkumpulan lima sekawan itu jadi utuh. Masing-masing anggota seperti terdorong untuk jadi dirinya sendiri, dengan segala keunggulan dan kekurangannya.
Nah, ketika Tsukuru terpanggil untuk meneruskan sekolah di Tokyo dan pindah dari Nagoya, tempat asalnya, keempat temannya itu meski karena gengsi, sebenarnya bukan saja keberatan Tsukuru pindah ke Tokyo, namun juga merasa kepergian Tsukuru akan membuat komunitas itu tidak seperti adanya semula.
Baca Juga: Hendrajit tentang Novel John Grisham yang Berkisah Soal Pengacara
Sudah mengalami pergeseran sifat. Sehingga akhirnya lambat laun, hubungan keempat kawan seklub itu jadi hambar, dan bubar pelan-pelan, seiring hilangnya Tsukuru dari perkumpulan itu.