DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pengamat: Kenaikan Tarif Ojol Hasil Revisi Sudah Oke

image
Ilustrasi kenaikan tarif ojol dinilai sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari.

Pada Agustus lalu, laju inflasi berada di angka 4,69 persen.

Ketika inflasi naik, efek dominonya sangat luas, terutama harga BBM dan bahan kebutuhan pokok juga sudah mengalami kenaikan terlebih dahulu.

Baca Juga: Ahli Gizi Bilang Bahwa Kegemukan dan Darah Tinggi Bukan Dipicu Oleh Micin atau Penyedap Rasa, Tapi Oleh...

“Sejak awal saya mengkritisi kenaikan harga BBM jangan sekarang, itu karena dampaknya kena ke semua. Kenaikan harga ini efeknya akan berkelanjutan. Apalagi ditambah dengan kenaikan harga-harga yang lain, termasuk tarif ojol. Jadi turunnya harga beli masyarakat saat ini lebih disebabkan kenaikan harga secara umum,” tuturnya.

Namun dalam KMP 677 Tahun 2022, menurut Piter ada hal yang harus perhatikan, yaitu penurunan biaya sewa aplikasi dari 20 persen menjadi 15 persen.

Penurunan biaya sewa aplikasi itu, kata dia, perlu dilihat lagi sejauh mana dampaknya bagi pelayanan aplikator.

Tidak hanya untuk layanan ojol, tapi juga layanan lainnya seperti pesan antar makanan dan juga barang.

Baca Juga: Liga Champions 2022/2023: Real Madrid Melawan RB Leipzig, Carlo Anceloti Bakal Andalkan Eden Hazard

“Memang ini cukup menguntungkan buat mitra driver. Di satu sisi tarifnya naik, sementara di sisi lain biaya sewa aplikasi mereka turun. Tentu ini bagus bagi mitra driver, tetapi cukup berbahaya bagi keberlangsungan industrinya,” terang Piter.

Penurunan ini, imbuhnya, dikhawatirkan akan berdampak tidak baik bagi aplikator, terutama dalam melakukan program-program promosi maupun inovasi keamanan yang menjamin keamanan data aplikasi untuk konsumen maupun untuk mitra driver.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait