DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Erick Thohir: Merger Garuda Indonesia dan Pelita Air Masuk Peta Jalan 6 Bulan

image
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (tengah) dalam jumpa pers seusai rapat bersama Direktur Utama Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, InJourney Airports hingga AirNav Indonesia di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2025. ANTARA/Harianto

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, rencana penggabungan atau merger maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Pelita Air telah masuk dalam peta jalan (road map) enam bulan ke depan.

Erick Thohir dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, 2 Januari 2024, mengatakan pihaknya sudah mengumpulkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air, termasuk Direktur Utama Citilink sebagai anak usaha Garuda Indonesia, guna membahas peta jalan enam bulan ke depan.

"Ya ini kembali [pertemuan], ini bagian road map yang enam bulan ke depan. Kenapa saya kumpulkan hari ini? Itu menjadi bagian diskusinya [mengenai rencana penggabungan maskapai milik BUMN]," kata Erick Thohir.

Baca Juga: Garuda Indonesia dan Bank Mandiri Bersinergi Tingkatkan Kunjungan Wisata Lewat GATF 2024

Erick menyampaikan hal itu seusai rapat dengan berbagai BUMN aviasi yakni Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Pandjaitan; Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan; Direktur Utama Citilink Indonesia Dewa Kadek Rai; pihak InJourney Airports, dan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.

Rapat tersebut membahas terkait upaya menjaga keselamatan penerbangan Indonesia di tengah maraknya insiden kecelakaan penerbangan di beberapa negara, persiapan antisipasi lonjakan penumpang Lebaran 2025 termasuk diskusi mengenai peleburan Garuda Indonesia dan Pelita Air.

Lebih lanjut Erick menuturkan bahwa nantinya penggabungan tiga perusahaan maskapai penerbangan milik BUMN tersebut akan dipisahkan baik dari sisi pengelola bandara dan penerbangannya.

Baca Juga: Garuda Indonesia dan KWI Bekerja Sama Dukung Mobilitas Umat Katolik Lewat Berbagai Layanan

Sementara itu, untuk penerbangan akan dibicarakan lebih lanjut mengenai sinergi dan restrukturisasinya.

"Kalau antara airport dan penerbangan tetap dipisah. Tetapi antara penerbangan ini nanti tentu kita bicara bagaimana sinergi dan juga restrukturisasinya," kata Erick.

"Tetapi ekosistem penyelesaian industri penerbangan dan seluruh servisnya tidak berhenti karena itu kan B2B korporasinya. Tapi kalau blueprint-nya, rancangannya itu ya nggak di-delay. Itu kan bagian dari bagaimana kita konsolidasi yang lebih bisa maksimal," tambah Erick.

Baca Juga: Garuda Indonesia Terbangkan 77.552 Penumpang pada Periode Puncak Arus Natal dan Tahun Baru

Erick berharap penggabungan dari tiga perusahaan maskapai tersebut dapat rampung pada tahun ini. Hal itu juga merupakan bagian dari solusi efisiensi penerbangan.

Halaman:

Berita Terkait