DECEMBER 9, 2022
Internasional

Palestina Kecam Israel Atas Pemindahan Paksa Pasien ke RS Indonesia yang Rusak di Gaza

image
Arsip - Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, Gaza utara, yang sudah tidak berfungsi akibat serangan Israel. (ANTARA/Anadolu/py)

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Kesehatan Palestina mengecam tindakan pasukan Israel yang memindahkan pasien dan staf medis dengan todongan senjata dari Rumah Sakit Kamal Adwan ke RS Indonesia yang rusak pada Jumat, 27 Desember 2024.

Menurut kementerian Palestina itu, tentara Israel telah menghancurkan infrastruktur RS Indonesia sebelum pemindahan paksa pasien ke sana.

Pada Sabtu, 28 Desember 2024, Kemenkes Palestina memperingatkan kondisi kritis yang dialami pasien setelah dipaksa pindah ke RS Indonesia tersebut.

Baca Juga: Hamas: Gencatan Senjata dan Pertukaran Tahanan Gaza Mandek Karena Syarat-syarat Baru Israel

“Malam penuh penderitaan telah dialami para pasien yang dipindahkan secara paksa, yang kini berada dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Indonesia tanpa akses air, listrik, makanan, atau pasokan medis,” kata kementerian itu dalam pernyataannya.

Disebutkan, “hitungan mundur menuju kematian telah dimulai, karena sebagian besar staf medis dari RS Kamal Adwan telah ditahan pasukan Israel.”

Kemenkes Palestina menyerukan organisasi internasional untuk segera turun tangan untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Baca Juga: Universitas Islam Gaza Lanjutkan Perkuliahan dan Bebaskan Uang Kuliah di Tengah Gempuran Brutal Israel

Serangan terhadap RS Kamal Adwan telah melumpuhkan fasilitas medis terakhir yang berfungsi penuh di Gaza utara.

Israel melancarkan serangan darat besar-besaran di Gaza utara sejak 5 Oktober dengan dalih mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menggalang kekuatan lagi.

Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya merebut wilayah itu dan mengusir penduduknya.

Baca Juga: Gaza Utara Digempur Pengeboman Besar-besaran Brutal oleh Tentara Israel

Sejak saat itu, bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar tidak diizinkan masuk ke wilayah kantong Palestina itu. Kondisi tersebut membuat warga Palestina yang masih bertahan di Gaza utara terancam kelaparan.

Halaman:

Berita Terkait