DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Di Balik Buku Demokrasi dengan Rekor Terbanyak 221 Penulis

image
Ilustrasi (Istimewa)

Penulis menyoroti bahwa meskipun demokrasi adalah pilihan sistem pemerintahan Indonesia, pelaksanaannya jauh dari ideal. Sistem partai politik dan pemilu dianggap lebih melayani elite dibandingkan rakyat. 

Kritik juga diarahkan pada lemahnya checks and balances dalam pemerintahan Jokowi, yang dinilai memperkuat otoritarianisme terselubung .

Namun ada juga esai berjudul: “Integrasi Teknologi AI dan Big Data Perlancar Pilkada 2024”
Penulisnya Rayendra L. Toruan

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 221 Penulis Bersaksi soal Pemilu dan Demokrasi di Indonesia, Tahun 2024

Esai ini memuji penggunaan teknologi di era Jokowi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pemilu. 

Penulis menekankan bahwa integrasi AI dan Big Data telah membawa dimensi baru dalam demokrasi Indonesia, terutama dalam pengelolaan data pemilih, pengawasan, dan penghitungan suara. 

Jokowi disebut sebagai pemimpin yang visioner karena mengarahkan transformasi digital yang membantu mengatasi tantangan pemilu di negara dengan populasi besar seperti Indonesia. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Retreat para Penulis untuk Kemerdekaan

Pendekatan ini dipandang sebagai kontribusi signifikan Jokowi dalam memperkuat fondasi demokrasi .

Dua esai ini mencerminkan kompleksitas pandangan terhadap Jokowi, mencakup apresiasi atas inovasi teknologinya, tetapi juga kritik tajam terhadap masalah struktural dalam demokrasinya.

Kapal Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA sempat terombang-ambing saat itu.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Dana Abadi untuk Festival Tahunan Puisi Esai

Namun, akhirnya semua berakhir indah. Petisi penulis yang diinisiasi oleh aktivis penulis SATUPENA ikut berkontribusi, sekecil apa pun, atas dibatalkannya RUU yang “melawan” putusan MK soal pilkada.

Halaman:

Berita Terkait