Dubes Djauhari Oratmangun: Indonesia dan Mongolia Ingin Perkuat Hubungan Bilateral
- Penulis : Maulana
- Selasa, 10 Desember 2024 03:02 WIB
"Besok saya juga akan bertemu dengan 'Chamber of Commerce' Mongolia untuk membahas potensi kerja sama ini dan kami menyampaikan bahwa di awal tahun depan kami akan melakukan forum bisnis di sini untuk mencari terobosan-terobosan atau memfasilitasi beberapa kerja sama masa depan," jelas Dubes Djauhari.
Sejumlah produk yang ditawarkan oleh Indonesia antara lain produk makanan dan minuman termasuk kopi dan teh.
"Sektor lain yang juga dibahas adalah kerja sama di bidang sosial budaya termasuk di bidang pariwisata," tambah Dubes Djauhari.
Baca Juga: Buku The Horde, Kisah Suku Mongol yang Menakjubkan Karya Marie Favereau
Dalam laman Kementerian Luar Negeri Indonesia disebutkan hubungan diplomatik RI-Mongolia dimulai dengan kunjungan Presiden Soekarno ke Ulan Bator pada 1956 kemudian dilanjutkan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2003.
Selanjutnya pada September 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan ke Mongolia dan menyepakati komitmen untuk memajukan kerja sama di bidang pemajuan HAM, demokrasi, pemerintahan yang baik dan penegakan hukum; bidang pertahanan; perdagangan dan investasi; pertambangan dan pertanian; sosial budaya; dan kerja sama di fora internasional/regional.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga pernah melakukan kunjungan ke Mongolia pada bulan Juli 2016 dalam rangka menghadiri KTT ASEM.
Dalam pengembangan kerja sama bilateral, Indonesia dan Mongolia telah membentuk Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral. Pada Januari 2022, Kementerian Luar Negeri kedua negara telah menyelenggarakan pertemuan tingkat pejabat Senior dengan membahas potensi kerja sama di bidang perdagangan, kebudayaan, pertanian serta pelatihan personil pasukan perdamaian.
Terakhir, Menteri Luar Negeri saat itu Retno Marsudi bertemu Menlu Mongolia Battsetseg Batmunkh pada 28-29 Juni 2023 yang salah satu agendanya adalah menyaksikan kesepakatan antara Modena Indonesia dan Nomin Holding Mongolia terkait "distribution channel" alat-alat rumah tangga buatan Modena Indonesia untuk pasar Mongolia.***