Lebanon Tuduh Israel Berulang Kali Melanggar Perjanjian Gencatan Senjata
- Penulis : Bramantyo
- Jumat, 29 November 2024 09:42 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tentara Lebanon pada Kamis, 28 November 2024 menuduh Israel berulang kali melanggar perjanjian gencatan senjata yang disetujui kedua pihak.
Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Rabu, 27 November 2024 pagi itu disebut mengakhiri pertempuran antara tentara Israel dengan kelompok Hizbullah yang sudah berjalan selama 14 bulan.
Dalam pernyataan militernya, tentara Lebanon mengatakan bahwa tentara Israel telah melanggar perjanjian tersebut beberapa kali pada Rabu dan Kamis, termasuk melalui pelanggaran wilayah udara dan serangan menggunakan berbagai jenis senjata.
Baca Juga: Negara-negara Arab Menyambut Positif Gencatan Senjata Lebanon-Israel
Tentara Lebanon menyatakan tengah memantau pelanggaran-pelanggaran tersebut secara ketat bekerja sama dengan otoritas terkait, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Akibat pelanggaran tersebut, dua orang dilaporkan terluka pada Kamis pagi dalam serangan udara Israel terhadap sebuah kendaraan di Markaba, Lebanon selatan.
Selain itu, tank Israel juga melepaskan tembakan di wilayah Ayta al-Shaab, Jbeil, Khiam, Taybe, Wazzani, dan wilayah pinggiran Kfarshouba.
Baca Juga: China Sambut Gencatan Senjata Israel-Lebanon, Mendorong Gencatan Serupa di Gaza Palestina
Pesawat pengintai Israel terpantau terbang di atas distrik Tyre dan Bent Jbeil pada Kamis pagi.
Menurut ketentuan gencatan senjata, Israel akan menarik pasukannya ke selatan Garis Biru, yang merupakan perbatasan de facto, secara bertahap. Sementara itu, tentara Lebanon akan dikerahkan di wilayah selatan Lebanon dalam waktu tidak lebih dari 60 hari.
Penerapan perjanjian tersebut akan diawasi oleh AS dan Prancis, namun detail tentang mekanisme penegakannya masih belum jelas.
Baca Juga: Lebanon Mulai Jaga Perbatasan dengan Suriah Usai Tercapainya Gencatan Senjata dengan Israel
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, lebih dari 3.960 orang tewas dan lebih dari 16.500 lainnya terluka akibat serangan Israel di Lebanon sejak Oktober tahun lalu. Lebih dari 1 juta orang juga telah mengungsi akibat konflik tersebut.***