Prof Pitoyo Peter Hartono: Kesebelasan Jepang, Soft Power yang Menang Dalam Kekalahan
- Penulis : M. Ulil Albab
- Sabtu, 16 November 2024 02:25 WIB
Dalam pertandingan Liga Nasional mereka, J-Liga, mereka melakukan ini tanpa ada yang meliput. Semboyan mereka adalah meninggalkan stadion dalam keadaan lebih bersih dari waktu mereka datang.
Kapten kesebalasan Maya Yosida pernah mengatakan bahwa kebiasaan bersih-bersih dan santun bebicara ini sesuatu yang biasa, bukan sesuatu untuk diliput.
Melakukan sesuatu yang baik dalam kondisi senang itu gampang. Semua orang bisa. Melakukannya dalam kondisi jatuh amat sulit. Ini perlu penguasaan diri dan disiplin yang ditanamkan sepanjang hidup.
Baca Juga: Pelatih Shin Tae Yong Pastikan Kevin Diks Bertanding Melawan Jepang
Jepang bisa melakukan ini bukan karena mereka terlahir demikian, tapi karena dididik demikian. Investasi pendidikan mereka dalam bentuk soft power muncul pada saat mereka terpuruk sekalipun. Mereka menunjukkan pada dunia bahwa kemampuan dan penguasaan diri untuk berlaku lembut, sopan, disiplin, dan beradab itu adalah power meskipun di kritik.
Tanpa banyak mulut dan drama, mereka menunjukkan pada dunia template dan masyarakat yang beradab. Kesebelasan Jepang dan para pendukungnya datang untuk menyuguhkan permainan sepak bola yang baik dan semangat sportifitas
Mereka tidak pernah meremehkan lawan, apalagi mengolok-olok lawan yang kalah. Mereka tahu bahwa lawan tanding mereka berusaha sama kerasnya dengan mereka Hanya orang yang telah berusaha keras yang bisa menghargai usaha orang lain.
Baca Juga: Kemenhan: Kemitraan Indonesia - Jepang di Bidang Pertahanan Keamanam Akan Terus Menguat
Kali ini mereka kalah dalam sepak bola, tapi soft power mereka menang. Mereka menang dalam kekalahan. Investasi pendidikan mereka berbunga di Doha.
Tulisan Profesor Pitoyo Peter Hartono ini sangat berharga. Semoga menginspirasi pelajaran yang sangat berharga ini bagi semua. Bisakah kita? ***