Pakar Max Blumenthal: AS Tak Mungkin Hentikan Penjualan Senjata ke Israel
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Minggu, 10 November 2024 22:01 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Hampir tidak mungkin bagi Demokrat dan Republik untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel karena kuatnya lobi yang dilakukan oleh Komite Urusan Publik Amerika-Israel (AIPAC), menurut seorang pakar.
Max Blumenthal, pemimpin redaksi situs berita The Grayzone, mengatakan kepada Anadolu bahwa salah satu tawaran pertama yang diterima anggota parlemen Amerika Serikat saat mulai bertugas adalah perjalanan gratis ke Israel, yang diorganisir oleh AIPAC.
Ia menjelaskan bahwa politisi yang kurang memahami isu Palestina dan yang melihat Israel sebagai tanah suci mendapat dukungan finansial besar untuk kampanye mereka.
Baca Juga: Malaysia Mengutuk Keras Serangan Tanpa Henti dan Brutal oleh Rezim Zionis Israel ke Lebanon
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menemui para politisi ini, dan jaringan pendukungnya sering disamakan dengan bos mafia besar, tambahnya.
Blumenthal mengatakan politisi ini, dengan pemahaman terbatas tentang perspektif Palestina, mendukung Netanyahu dengan antusias.
AIPAC beroperasi di Washington tanpa banyak perlawanan, karena adanya prasangka yang kuat terhadap orang Arab dan Muslim.
Baca Juga: Mahathir Mohamad: Perang Gaza Telah Runtuhkan Narasi Israel, Ungkap Tipu Daya Zionis
Ia menambahkan bahwa dana dari industri senjata langsung disalurkan ke anggota Kongres AS, dengan Pentagon rutin memberi pengarahan untuk memengaruhi pandangan mereka, serta media yang dikendalikan dalam berbagai cara.
Blumenthal mengatakan jika AS memberlakukan embargo senjata terhadap Israel, gencatan senjata hampir pasti akan terjadi; namun, Washington tidak mampu mengendalikan Israel.
Menurutnya, hampir tidak mungkin ada calon presiden independen di Partai Demokrat yang bebas dari pengaruh Israel.
Baca Juga: Rezim Zionis Sengaja Targetkan Jurnalis yang Meliput Kejahatan Perang Israel di Gaza Palestina
Para pemimpin yang menolak tuntutan Israel atau menantang otoritas rezim Zionis sering menghadapi ancaman pembunuhan, seperti yang dialami oleh para pemimpin di Timur Tengah, di luar jangkauan AIPAC.