DECEMBER 9, 2022
Nusantara

Gelombang Laut Tinggi, Warga di Pantai Pesisir Selatan Sumatra Barat Lindungi Rumah dengan Karung Pasir

image
Ilustrasi karung pasir untuk melindungi dari gelombang laut tinggi di Pessel, Sumatra Barat (Foto: Redlands Disaster Plan)

ORBITINDONESIA.COM - Warga di Pantai Muaro Batang Kapas, Desa IV Koto Hilir, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatra Barat, memanfaatkan karung berisi pasir untuk melindungi rumah dari hantaman gelombang laut yang tinggi.

Dilansir dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan yang diterima di Jakarta, Kamis, 17 Oktober 2024, mengungkapkan warga memasang beberapa karung berisi pasir di bagian depan rumah - tepi pantai untuk menahan gelombang laut, sehingga tidak menimbulkan dampak kerusakan yang lebih luas.

Merujuk dari hasil asesmen personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan bahwa hempasan gelombang tersebut berlangsung dua kali, yakni pagi dan sore pada Rabu, 16 Oktober 2024, bertepatan dengan kondisi air laut yang pasang.

Baca Juga: Badan Meteorologi: Masyarakat di China Bagian Utara Agar Bersiap Hadapi Gelombang Panas

Peristiwa hempasan gelombang laut yang menghantam pemukiman warga di kawasan Pantai Muaro Batang Kapas, Desa IV Koto Hilir, Rabu itu juga terekam dalam video amatir yang beredar di berbagai kanal media sosial.

Dampak dari peristiwa tersebut dilaporkan BPBD Pesisir Selatan mengakibatkan dua rumah warga rusak dan sejumlah gudang penyimpan hasil laut nelayan setempat terendam air.

Dalam laporan itu tidak menyebutkan adanya korban jiwa ataupun warga yang diungsikan. Meski demikian BPBD meminta masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas gabungan yang telah disiagakan. Khusus bagi nelayan dianjurkan untuk tidak melaut sementara ini.

Baca Juga: BMKG: Gempa Magnitudo 3,1 dan 3,4 di Sulawesi Utara dan Papua Terjadi dengan Selisih Cuma 17 Menit

BPBD Pesisir Selatan memprakirakan peristiwa gelombang tinggi laut berpotensi masih akan berlangsung setidaknya dua hari ke depan merujuk analisa prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Sementara itu, Ketua Tim Bidang Geofisika Potensial BMKG Syrojudin di Jakarta, mengatakan bahwa fenomena Hunter Moon atau bulan purnama pada bulan Oktober, yang puncaknya jatuh pada 17 Oktober 2024 mempengaruhi gelombang pasang surut air laut di Indonesia.

Fenomena Hunter Moon tersebut membuat ukuran bulan akan terlihat lebih besar karena memiliki jarak terdekat dengan bumi pada tahun 2024 ini.

Baca Juga: BMKG: Fenomena Hunter Moon Bisa Disaksikan di Seluruh Wilayah Indonesia dan Tidak Berbahaya

Selain itu berdasarkan analisa tim meteorologi BMKG, adanya daerah konvergensi angin yang memanjang di perairan bagian barat Sumatera Barat hingga Sumatera Utara, juga turut meningkatkan potensi terjadinya gelombang laut tinggi, pertumbuhan awan hujan, hingga perubahan pola angin di sepanjang daerah konvergensi, dengan kecepatan angin permukaan 5-46 kilometer per jam. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait