Dihantam Inflasi Gila gilaan, Ekonomi Eropa Kolaps, Menjadi Miskin, Tidak Sombong Lagi
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 10 September 2022 08:25 WIB
ORBITINDONESIA - Berikut ini tulisan seorang warga yang tinggal di Belgia. Ia bicara tentang Eropa yang kini kolaps, tidak hebat seperti dulu lagi. Beredar anonim di medsos, tulisan ini lalu dikutip OrbitIndondesia, seperti berikut ini:
Rusia sudah menghentikan pasokan energi ke Eropa. Putin membuktikan ancamannya kepada negara-negara yang tidak bersahabat kepada Rusia, terutama kepada semua negara di Eropa dengan salah satunya menutup kran gas dan listrik ke Eropa.
Eropa yang tahun lalu masih dibilang negara makmur, kaya, serba nyaman, berlimpah susu dan madu, hari ini jutaan warga Eropa berteriak karena harga bahan makanan dan kebutuhan lain sudah melambung naik dan belum ada tanda-tanda berhenti. Angka inflasi sudah sangat mengancam, daya beli masyarakat terjun bebas.
Baca Juga: Selama Musim 2021/2022 Juventus Rugi 250 Juta Euro
Awal tahun kemarin, saya bawa 100 euros ke supermarket bisa mendapatkan berbagai macam barang, bisa untuk seminggu stok makanan pokok, hari ini saya bawa 100 euros hanya mendapatkan bahan makanan untuk 2 atau 3 hari saja.
Inflasi di seluruh Eropa (kecuali Swiss), gila-gilaan, terutama di beberapa negara yang dekat dengan Rusia seperti Estonia, Latvia dan Lithuania, inflasi di negara tersebut di atas 20%.
Di Belgia tempat saya tinggal inflasi sudah mencapai 10,5%, ini belum berhenti dan diperkirakan akan terus naik dan bahkan berlipat kali ganda akibat Rusia menghentikan seluruh pasukan energi ke Eropa.
Eropa yang dulu kaya, gagah perkasa, negara makmur, berlimpah susu dan madu, sekarang semua warganya harus mengencangkan ikat pinggang, mengurangi makanan dan penggunaan energi.
Baca Juga: Tidak Cuma Bus, Tarif Angkutan Laut Juga Naik 20 Persen sejak Harga BBM Naik
Lebih ngeri lagi kita sekarang menghadapi musim dingin yang bisa mencapai nol derajat atau minus. Kalau Eropa kekurangan energi maka warga akan dipaksa untuk mengenakan jaket berlapis dan selimut.
Masalahnya tidak semua orang bisa bertahan dengan cara itu, dikuatirkan musim dingin tahun ini akan menelan banyak korban jika energi Eropa mengalami defisit.
Sudah tidak ada yang bisa disombongkan atau dibanggakan lagi di Eropa, semua dahi berkerut memikirkan bagaimana bertahan hidup di tengah badai krisis.
Kalau inflasi ini terus naik, Eropa bisa menjadi lebih miskin daripada negara-negara di Asia.
Baca Juga: Kacau, Kasat Narkoba Pasok Narkoba ke Tempat Hiburan Malam, Begini Akibatnya
Hal lain yang dkuatirkan adalah terjadi kerusuhan sosial di berbagai negara di Eropa.
Ini bukan hal yang tidak mungkin, empat negara sudah disurvey, Inggris, Jerman, Prancis dan Polandia, ditemukan banyak keresahan karena tingginya inflasi yang bisa memicu kerusuhan massa.
Hari ini, Praha, Ceko, 70 ribu demonstran turun ke jalan menentang kebijakan pemerintah nasional, Uni Eropa dan NATO dan menuntut intervensi yang pasti untuk mengatasi krisis ini.
Pemerintah Uni Eropa terus berupaya mencari jalan keluar untuk menghadapi krisis energi dan pangan ini.
Baca Juga: Dok! Tidak Dipecat, AKBP Pujiyarto Ditahan 28 Hari dalam Kasus Obstruction of Justice
Eropa menghadapi musim dingin tanpa pasokan gas dari Rusia dengan slogan 3 "S": Substitution, solidarity and sobriety (Substitusi, Solidaritas dan Ketenangan). Kepada semua stakeholder di harapkan untuk bergotong royong.
Salah satu anggota komisi Eropa, Thierry Breton mengingatkan bahwa ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk berpikir dan bertindak di tingkat Eropa dan dalam solidaritas sehingga tidak ada seorang pun – tidak ada rumah tangga, tidak ada pekerja, tidak ada industri, tidak ada negara – yang tertinggal.
Doakan kami yang di Eropa tetap dijaga dan dilindungi oleh Tuhan, saya percaya orang-orang yang mengandalkan Tuhan akan dipelihara dengan cara-Nya yang ajaib.***