Jubir Kemlu Rusia, Maria Zakharova: Bahas Pengawasan Senjata Nuklir dengan AS Akan Kontraproduktif Saat Ini
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 03 Oktober 2024 11:45 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pembicaraan dengan Amerika Serikat mengenai pengendalian senjata nuklir tidak akan ada artinya serta kontraproduktif saat ini, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Menurut Maria Zakharova, Rusia menilai tidak ada gunanya melakukan dialog strategis dengan Washington jika tidak ada upaya komprehensif untuk mengurangi konflik secara keseluruhan dalam hubungan kedua negara.
"Sampai Washington merevisi sikap anti-Rusia yang sangat bermusuhan, pembicaraan dengan AS mengenai isu-isu strategis, termasuk pengendalian senjata nuklir, tidak akan masuk akal bagi Rusia, hanya akan kontraproduktif," papar Maria Zakharova.
"Di masa depan, kami tidak melihat ada gunanya untuk melakukan dialog strategis dengan Washington di luar upaya komprehensif dalam rangka mengurangi konflik secara keseluruhan," tambah Zakharova dalam sebuah pengarahan.
Zakharova juga menginginkan agar Pemerintah AS dapat menghormati kepentingan fundamental Rusia serta fokus menghilangkan kontradiksi keamanan mendasar yang diciptakan oleh pihak Amerika Serikat dan NATO.
Washington dinilai tidak menunjukkan kesiapan untuk melakukan dialog komprehensif mengenai semua faktor penting tentang stabilitas strategis, lanjut sang juru bicara tersebut.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol Peringatkan Korea Utara untuk Tidak Gunakan Senjata Nuklir
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mendesak peserta pertemuan menteri luar negeri G20 untuk mengambil "sikap tegas" terhadap retorika nuklir Rusia, Rabu, 25 September 2024.
"Saya mendesak semua orang yang hadir di ruangan ini untuk mengambil sikap tegas terhadap retorika Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab tentang senjata nuklir," kata Sybiha dalam pidatonya di pertemuan yang diadakan di New York di sela-sela sesi ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).***