Dubes Korea Utara untuk PBB, Kim Song: Berkat AS, Israel Kebal Hukum Atas Pembantaian 41.500 Warga Palestina
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 01 Oktober 2024 17:04 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim Song mengatakan, Israel kebal terhadap hukuman apa pun, meskipun telah membantai lebih dari 41.500 warga Palestina, karena dukungan Amerika Serikat.
“Hampir tidak dapat dibayangkan bahwa satu negara (Israel) kebal terhadap kecaman dan sanksi apa pun bahkan setelah melakukan pembantaian yang mengerikan,” ujar Kim Song pada sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Senin, 30 September 2024.
Kim Song menganggap impunitas Israel itu sepenuhnya adalah berkat dukungan AS, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Ucapkan Selamat Kepada Kim Jong Un Pada Hari Berdirinya Korea Utara
Sambil menyatakan belasungkawa yang mendalam kepada Palestina, Kim menyoroti sikap AS yang memveto lima resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai perdamaian di Timur Tengah.
AS juga mengesampingkan keinginan masyarakat internasional untuk melihat pembersihan etnis dihentikan oleh sekutunya, katanya.
“Inilah cara AS mendiskreditkan otoritas PBB dan menghasut kejahatan terhadap kemanusiaan,” ucapnya.
Baca Juga: Korea Utara: Bantuan Militer AS ke Ukraina Adalah Kesalahan Besar yang Bisa Memicu Bencana Nuklir
Kim mengingatkan negara-negara anggota badan dunia tersebut bahwa keberadaan PBB adalah untuk mencegah terulangnya bencana perang.
Namun, ujarnya, "sangat hina dan menyedihkan bahwa tindakan melawan kemanusiaan seperti perang di Gaza telah berlangsung selama satu tahun."
Kendati Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata secepatnya, Israel terus menggempur Jalur Gaza setelah kelompok Palestina, Hamas, menyerbu Israel pada Oktober tahun lalu.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol Peringatkan Korea Utara untuk Tidak Gunakan Senjata Nuklir
Gempuran Israel itu telah menewaskan hampir 41.600 orang -- sebagian besar perempuan dan anak-anak -- serta melukai lebih dari 96.200 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.