DECEMBER 9, 2022
Internasional

Menlu Retno Marsudi Dorong Kesatuan Gerakan Non-Blok Lawan Ketidakadilan Israel Terhadap Palestina

image
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara kepada media setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarani di New York, Amerika Serikat, Minggu, 22 September 2024. ANTARA/Suwanti/aa.

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong kesatuan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) untuk membantu melawan ketidakadilan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Dorongan itu disampaikan Retno Marsudi selama pertemuan tingkat menteri GNB di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB di New York pada 23 September 2024, menurut keterangan Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Selasa, 24 September 2024.

Dalam pertemuan itu, Menlu Retno Marsudi menekankan pentingnya pertemuan tersebut di tengah peningkatan jumlah korban tewas di Gaza yang telah melampaui 41 ribu orang.

Baca Juga: Retno Marsudi: Sebagai Produsen Utama Gandum, Rusia Mitra Penting ASEAN Dalam Ketahanan Pangan

"Ini bukan sekadar angka. Mereka adalah laki-laki, perempuan, dan anak-anak tak berdosa yang hidupnya tiba-tiba berakhir secara tidak adil akibat konflik," kata Menlu Retno.

Dia menambahkan bahwa selama berbulan-bulan PBB tetap lumpuh, sementara kebrutalan yang dilakukan Israel terus terjadi, bahkan semakin menyebar ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Retno kemudian bertanya kepada para anggota GNB tentang kemungkinan upaya yang bisa dilakukan gerakan tersebut untuk menghentikan aksi kekerasan tersebut.

Baca Juga: Retno Marsudi: Wakil Palestina Riyad Al-Maliki Jadi Tamu Perdana Gedung Pancasila Usai Dipugar di Kemlu RI

Menlu RI pun menekankan bahwa hal yang terjadi di Palestina bukan sekadar konflik, melainkan serangan terhadap fondasi sistem multilateral.

Penerapan hukum internasional yang selektif dan lingkungan yang penuh impunitas (kekebalan) telah membuat sebagian besar negara berkembang di belahan bumi selatan frustrasi, katanya.

Kesenjangan geopolitik di antara negara-negara besar telah memungkinkan terjadinya situasi di mana hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional diabaikan dan suatu negara dapat bertindak tanpa hukuman atau konsekuensi, ujar Retno.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Indonesia Akan Buka Konsulat Jenderal di Chengdu, Provinsi Sichuan China

Situasi semacam itu, menurut dia, tidak dapat ditoleransi.

"Menjelang peringatan 70 tahun Konferensi Bandung pada 2025, kita harus mengingat kembali Semangat Bandung, yaitu semangat solidaritas, perdamaian, dan kerja sama antarbangsa," katanya.

"Dalam semangat ini, Gerakan Non-Blok harus bersatu sebagai gerakan yang memperjuangkan sistem multilateral yang adil dan setara serta menghormati hukum internasional dan menjadi pelopor dalam bertindak sebagai kekuatan positif bagi keadilan dan kemanusiaan," tambahnya.

Baca Juga: Retno Marsudi Tak Akan Jauh dari Kegiatan Diplomasi Setelah Nanti Tak Lagi Menjabat Menteri Luar Negeri

Lebih dari sebelumnya, menurut Retno, Gerakan Non-Blok harus menyalakan kembali Semangat Bandung untuk menghadapi ketidakadilan yang dilakukan terhadap Palestina, meningkatkan pengaruh multilateral gerakan tersebut, dan fokus pada pembangunan kembali Palestina.

Gerakan tersebut juga perlu memanfaatkan kekuatan kolektif untuk menuntut akuntabilitas, dan untuk menggalang pengakuan terhadap Negara Palestina, serta untuk menegaskan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara.

"Sudah saatnya bertindak dengan persatuan dan dengan tindakan yang berarti," ucap Menlu Retno.***

Sumber: Antara

Berita Terkait