Yordania Kecam Serangan Brutal Israel ke Sekolah Penampung Pengungsi Gaza, 22 Orang Termasuk 13 Anak Tewas
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 22 September 2024 13:28 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Yordania pada Sabtu, 21 September 2024 mengecam serangan udara mematikan yang dilancarkan Israel ke sebuah sekolah yang menampung warga sipil yang mengungsi di Kota Gaza.
Sedikitnya 22 orang, termasuk 13 anak-anak dan enam perempuan, tewas pada Sabtu pagi ketika jet-jet tempur Israel membombardir sebuah sekolah yang menampung pengungsi di kawasan Zeitoun, Kota Gaza, menurut otoritas setempat.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Yordania menegaskan kembali penentangannya terhadap "pelanggaran terus-menerus oleh Israel terhadap hukum internasional, hukum kemanusiaan internasional, serta Konvensi Jenewa terkait perlindungan warga sipil selama masa perang 1949."
Baca Juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov: Perang Gaza Tidak Bisa Diabaikan di Dewan Keamanan PBB
Pernyataan tersebut menggarisbawahi pentingnya "memastikan perlindungan warga sipil, fasilitas vital yang menyediakan layanan dasar untuk saudara-saudara Palestina kita, fasilitas kemanusiaan, dan tempat penampungan, yang menurut hukum internasional harus dilindungi."
Yordania kembali mendesak komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, agar mengambil "langkah-langkah segera dan tegas untuk menghentikan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel dan untuk memberikan perlindungan bagi warga sipil Palestina."
“Sikap diam masyarakat internasional mendorong Israel untuk terus melakukan lebih banyak kejahatan, memperburuk penderitaan rakyat Palestina,” kata Yordania.
Baca Juga: Menlu Selandia Baru, Winston Peters: Israel Bertindak Terlalu Jauh dalam Perang di Jalur Gaza
Israel menggempur Gaza secara brutal sejak serangan lintas batas Hamas pada Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera.
Sudah hampir 41.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas dan lebih dari 95.700 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah membuat hampir seluruh populasi wilayah tersebut berulang kali mengungsi di tengah blokade berkepanjangan, yang mengakibatkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan.***