DECEMBER 9, 2022
Internasional

Afrika Perlu Rp9,2 Triliun untuk Perangi Penyebaran Wabah Mpox, Negara Barat Diminta Membantu

image
Ilustrasi wabah mpox atau cacar monyet (Foto: Kemenkes)

ORBITINDONESIA.COM - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) membutuhkan dana sebesar 600 juta dolar AS (sekitar Rp9,2 triliun) untuk menangani penyebaran wabah cacar monyet (monkey pox) atau mpox di benua Afrika.

Kebutuhan itu disampaikan Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya pada Kamis, 12 September 2024.

Saat konferensi pers secara daring, Kaseya meminta negara-negara Barat untuk membantu menutup kekurangan pendanaan tersebut untuk Afrika, dengan menekankan pada pentingnya solidaritas.

Baca Juga: CDC Afrika dan WHO Luncurkan Rencana Bersama untuk Melawan Wabah Mpox yang Sedang Berlangsung

“Ini adalah saatnya untuk menunjukkan solidaritas yang nyata,” ujarnya. “Kami tidak ingin kembali besok dan mengatakan bahwa kalian lagi-lagi meninggalkan Afrika.”

Dana tersebut diharapkan berasal dari negara-negara anggota Uni Afrika, mitra pembangunan, filantropis, serta sektor swasta.

Menurut data terbaru yang diumumkan oleh CDC Afrika, setidaknya ada 107 kematian baru dan 3.160 kasus baru mpox  yang muncul dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Republik Demokratik Kongo Terima 50.000 Dosis Vaksin Mpox dari AS untuk Hentikan Wabah Penyakit

Kaseya juga menyampaikan bahwa tingkat pengujian mpox mencapai 52,9 persen, yang menurutnya menunjukkan kurangnya pengujian di seluruh benua.

“Kita tidak bisa hanya bergantung pada kasus terkonfirmasi untuk pengambilan keputusan dan respons,” katanya, menegaskan.

Benua Afrika telah mencatat lebih dari 26.000 kasus dugaan mpox, termasuk 724 kematian sepanjang tahun ini, menurut data CDC Afrika.

Baca Juga: Dokter Atika Damayanti: Imunitas Tubuh yang Baik dan Pola Hidup Sehat Bisa Cegah Mpox

Republik Demokratik Kongo menjadi negara yang paling terdampak di kawasan tersebut, dengan mencatatkan lebih dari 4.900 kasus mpox terkonfirmasi dan sedikitnya 620 kematian.***

Sumber: Antara

Berita Terkait