Bob Azam: Mobil Hybrid dan Bioetanol Dapat Membantu Indonesia Turunkan Emisi Selain Kendaraan Listrik
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 06 September 2024 02:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam mengatakan, selain mobil listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) kendaraan ramah lingkungan lain seperti hybrid dan bioetanol dapat membantu Indonesia mencapai target menurunkan emisi pada 2030.
“Indonesia sangat luar biasa dan kaya energi, berpotensi tinggi mengembangkan bioetanol ke depan. Mobil hybrid dan bioetanol, salah satunya, dapat menjadi solusi menurunkan emisi di 2030,” kata Bob Azam pada jumpa pers di salah satu fasilitas manufaktur Toyota di Karawang, Jawa Barat, Kamis, 5 September 2024.
Bob Azam menyebutkan, banyak tantangan yang dihadapi Indonesia untuk dapat memenuhi target dunia mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emission) pada 2060.
Berdasarkan data Dewan Energi Nasional (DEN), hingga 2023, persentase bauran energi Indonesia masih didominasi batu bara (40,46 persen), minyak bumi (30,18 persen), gas bumi (16,28 persen), sedangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) masih mencapai 13,09 persen.
Namun untuk target yang lebih dekat, yakni pengurangan emisi karbon sebanyak 41 persen pada 2030, dapat didorong dengan kendaraan yang menggunakan energi ramah lingkungan lain, yakni hybrid dan bioetanol.
“Selain BEV kita juga punya sumber-sumber energi lainnya yang bersumber dari kekayaan alam yang sebenarnya bisa dieksplor lebih lanjut. Berbagai sumber energi ini dapat dikembangkan beriringan dengan BEV,” ujar Bob.
Bob menyebutkan baik pihak produsen maupun industri akan selalu siap untuk mengembangkan penggunaan opsi energi ramah lingkungan tersebut pada kendaraan di Indonesia.
Toyota pun, lanjut Bob, telah bertahun-tahun mengembangkan berbagai kendaraan yang menggunakan alternatif energi EBT.
Pada kesempatan yang sama, TMMIN mengadakan media test drive Fortuner dan Innova Zenix bertenaga bioetanol di fasilitas pabriknya di Karawang. Hal ini menunjukkan kesiapan produsen dalam menyediakan opsi kendaraan ramah lingkungan lain di Indonesia.
Insentif terhadap mobil hybrid, ungkap Bob, juga perlu diberikan untuk mendorong masyarakat mengadopsi kendaraan kombinasi bensin dan listrik tersebut, di tengah daya beli masyarakat yang terus menurun. Hal ini berujung membantu Indonesia dalam menurunkan emisi pada 2030.***