DECEMBER 9, 2022
Nasional

Ketua DPRD DKI Jakarta Minta Dinkes Tindak Tegas RS Medistra yang Diduga Larang Dokter Pakai Jilbab

image
Ilustrasi, sejumlah tenaga kesehatan di RS Medistra diduga mengalami diskriminasi. (PIXABAY/hysw001)

ORBITINDONESIA.COM - Kasus dugaan rasisme dan diskriminasi yang dilakukan oleh manajemen RS Medistra, Jakarta Selatan (Jaksel) terhadap sejumlah dokter dan perawat, terus menghangat.

Setelah mendapat kecaman dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui media sosial (medsos), kini giliran DPRD DKI Jakarta yang menyuarakan kekecewaan kepada RS Medistra.

Bahkan, Ketua Sementara DPRD DKI Jakarta Achmad Yani, meminta agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta mengusut dugaan diskriminasi yang dilakukan oleh manajemen RS Medistra itu.

Baca Juga: 106 Anggota DPRD Jakarta Dilantik: Achmad Yani PKS Jadi Ketua Sementara

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, tindakan yang menghalang-halangi seseorang untuk menjalankan perintah agamanya sudah tidak pantas dilakukan di zaman sekarang.

"Jangan coba-coba berbuat sesuatu yang melanggar, dan membatasi orang untuk menjalankan keyakinannya, apalagi sampai ada dugaan aturan untuk melepas hijab di tempat bekerja. Jika ada, ini jelas pelanggaran HAM dan harus ditindak tegas,” kata Yani dalam keterangannya, Minggu, 1 September 2024.

Dia berharap Dinkes DKI Jakarta melakukan investigasi terhadap masalah tersebut.

Baca Juga: Hutan Kota Srengseng di Kembangan, Jakarta Barat Bisa Jadi Pilihan Warga untuk Jalan Kaki di Suasana Alam Asri

"Saya harap Dinkes DKI Jakarta bisa segera bertindak, kita wajib melindungi hak tenaga medis yang ada di Jakarta,” katanya.

Tidak hanya itu, dia juga meminta pihak RS Medistra untuk memberikan penjelasan terkait masalah tersebut.

“Pihak rumah sakit juga harus segera klarifikasi atas isu tersebut, karena sudah menimbulkan keresahan di masyarakat,” kata Yani.

Baca Juga: Kirab Pengembalian Bendera Pusaka Mulai Dilakukan dari IKN Kalimantan Timur ke Monumen Nasional Jakarta

Yani juga mengimbau agar masyarakat yang mengalami tindak diskriminasi untuk tidak takut melaporkan masalah tersebut kepada pihaknya.

"Jangan ada warga Jakarta yang ragu. Silahkan laporkan ke kami. Sebagai wakil rakyat Jakarta, Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta akan berjuang membela hak rakyat,” ucapnya.

Sebelumnya, mula masalah tersebut terkuak dari seorang dokter spesialis bernama Dr dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk (K) yang bekerja di RS Medistra , yang melayangkan surat protes kepada pihak manajemen rumah sakit tempat dia bekerja.

Baca Juga: Rano Karno Si Doel Anak Betawi Puji Anies Baswedan yang Telah Membangun Tempat Nyaman di Jakarta

Isi surat tersebut menanyakan alasan pihak RS Medistra yang pada sesi wawancara rekrutmen pegawai, meminta kesediaan seorang dokter dan perawat untuk melepas jilbabnya jika diterima bekerja.

Menurut dr Diani, hal tersebut sangat disayangkan dan tidak pantas terjadi di rumah sakit yang melabeli dirinya dengan standar internasional.

Berikut ini, isi lengkap surat  yang ditulis pada 29 Agustus 2024 tersebut:

Baca Juga: Viral, Dokter Spesialis Layangkan Surat Protes Larangan Berjilbab ke RS Medistra, Ini Isi Lengkapnya

"Selamat Siang Para Direksi yang terhormat. Saya Ingin menanyakan terkait persyaratan berpakaian di RS Medistra. Beberapa waktu lalu, asisten saya dan juga kemarin kerabat saya mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra.

Kebetulan keduanya menggunakan hijab. Ada pertanyaan terakhir di sesi wawancara, menanyakan terkait performance dan RS Medistra merupakan RS internasional, sehingga timbul pertanyaan, apakah bersedia membuka hijab jika diterima.

Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis. Dikatakan RS Medistra berstandar internasional tetapi mengapa masih rasis seperti itu?

Baca Juga: Dokter Dilarang Pakai Jilbab, Ketua MUI Minta Kasus Dugaan Diskriminasi RS Medistra Diusut

Salah satu RS di Jakarta selatan, jauh lebih ramai dari RS Medistra, memperbolehkan semua pegawai baik perawat, dokter umum, spesialis, dan subspesialias menggunakan hijab.

Jika RS Medistra memang RS untuk golongan tertentu, sebaiknya jelas dituliskan saja kalau RS Medistra untuk golongan tertentu sehingga jelas siapa yang bekerja dan datang sebagai pasien. Sangat disayangkan sekali dalam wawancara timbul pertanyaan yang menurut pendapat saya ada rasis. Apakah ada standar ganda cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan sub spesialis di RS Medistra? Terimakasih Atas perhatiannya”.***

Berita Terkait