DECEMBER 9, 2022
Internasional

Hamas Kukuh Dukung Usulan Gencatan Senjata 2 Juli dari Presiden Joe Biden, Tolak Usulan Versi Baru

image
Pemimpin politik gerakan Hamas Palestina, Yahya Sinwar (kedua dari kanan). ANTARA/Anadolu/py

ORBITINDONESIA.COM - Organisasi perjuangan Palestina, Hamas, kukuh mendukung versi gencatan senjata Gaza yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 2 Juli 2024 karena menganggap usulan baru yang diajukan Mesir dan Qatar tidak memuaskan.

"Hamas menegaskan kesiapannya menerapkan syarat-syarat yang telah disepakati pada 2 Juli demi kemaslahatan rakyat kami dan menghentikan agresi terhadap mereka," ucap seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya. Terlebih, usulan gencatan senjata Biden telah disokong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut pejabat Hamas tersebut, Mesir dan Qatar sebagai mediator mengajukan usulan baru gencatan senjata itu pada pertemuan di Kairo, ibu kota Mesir. Namun, usulan itu tak memenuhi tuntutan mereka.

Baca Juga: Parah, Israel Hanya Menyisakan 9,5 Persen Wilayah Gaza untuk Zona Aman Warga Sipil Palestina

Ia menyatakan usulan terbaru gagal memenuhi tuntutan utama Hamas, yaitu gencatan senjata permanen dan penarikan penuh tentara Israel dari Jalur Gaza. Usulan baru itu juga justru akan "mempertahankan penjajahan Israel", kata dia.

Usulan terbaru yang mengakomodasi permintaan dari pihak Israel itu mengizinkan militer Israel tetap berada di Jalur Gaza dan mengendalikan Koridor Philadelphia sepanjang 14 kilometer di perbatasan Gaza-Mesir.

Setelah mengabari negara mediator bahwa Hamas tak menerima usulan baru itu, delegasi Hamas pun meninggalkan Kairo, demikian diungkapkan sang pejabat Hamas.

Baca Juga: Korban Warga Palestina yang Tewas di Jalur Gaza Capai 40.405 Setelah Israel Bunuh 71 orang

Sementara itu, media Israel KAN melaporkan bahwa delegasi negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan Israel juga telah kembali dari Kairo.

Laporan tersebut mengutip pernyataan seorang pejabat Israel yang mengatakan bahwa peluang adanya kemajuan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza "tipis".

Sang pejabat juga mengatakan bahwa delegasi negosiasi belum berhasil mencapai kesepakatan terkait isu Koridor Philadelphia.

Baca Juga: Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi Serukan Gencatan Senjata Gaza untuk Cegah Risiko Perang Baru di Lebanon

Pemimpin otoritas pemerintahan Israel Benjamin Netanyahu dihujani kritik dari sejumlah kalangan karena tak kunjung menyepakati pertukaran tahanan dengan Hamas karena alasan politis.

Sementara negosiasi gencatan senjata terus berlangsung, korban agresi Israel di Jalur Gaza yang tak kunjung berhenti itu telah menembus angka 40 ribu jiwa, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait