Presiden AS Joe Biden Desak PM Israel Netanyahu Segera Selesaikan Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 22 Agustus 2024 14:19 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menekankan perlunya menyelesaikan negosiasi mengenai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, Rabu, 21 Agustus 2024, selama panggilan telepon dengan pemimpin Israel Benjamin Netanyahu.
Joe Biden juga menekankan perlunya untuk membebaskan para sandera yang ditawan di sana selama panggilan telepon tersebut.
"Presiden menekankan urgensi untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dan membahas pembicaraan mendatang di Kairo untuk menghilangkan hambatan yang tersisa," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan singkat, tentang pembicaraan Joe Biden dan Netanyahu.
Baca Juga: Inggris, Prancis, Jerman, Italia Dukung Mediasi Gencatan Senjata untuk Akhiri Perang di Gaza
Pernyataan itu menambahkan bahwa Biden dan Netanyahu "membahas upaya AS yang aktif dan berkelanjutan untuk mendukung pertahanan Israel terhadap semua ancaman dari Iran, termasuk kelompok Hamas, Hizbullah dan Houthi, termasuk pengerahan militer defensif AS yang sedang berlangsung."
Panggilan telepon itu dilakukan di tengah kebuntuan dalam negosiasi karena para pihak akan berkumpul kembali di Kairo, Mesir pada akhir pekan untuk sebuah pertemuan yang menurut seorang pejabat AS pekan lalu akan berupaya untuk menyelesaikan pembicaraan yang sudah berlangsung berbulan-bulan.
Putaran terakhir negosiasi yang dimediasi berakhir pada Jumat di Doha, Qatar, dengan AS yang mengajukan kepada para pihak apa yang digambarkan Gedung Putih sebagai "usulan penghubung akhir" yang diajukan untuk Israel dan Hamas.
AS juga mengklaim bahwa usulan tersebut konsisten dengan prinsip-prinsip yang didukung oleh Biden pada 31 Mei. Rincian usulan tersebut masih rahasia.
Namun, Hamas sejak itu menolak usulan tersebut, dengan mengatakan bahwa usulan tersebut sejalan dengan persyaratan baru Netanyahu.
Dikatakan bahwa "usulan tersebut memenuhi persyaratan Netanyahu dan sejalan dengannya, khususnya penolakan Netanyahu terhadap gencatan senjata permanen, (dari) penarikan penuh dari Jalur Gaza, dan desakannya untuk melanjutkan pendudukan Persimpangan Netzarim, penyeberangan Rafah, dan Koridor Philadelphia."
Baca Juga: Kepala UNRWA Philippe Lazzarini Catat 40.000 Nyawa Lebih Hilang Dalam Waktu sekitar 10 Bulan di Gaza
Kelompok Palestina itu merujuk pada dua jalur tanah di Gaza, yang salah satunya baru-baru ini dibangun oleh Israel dan memisahkan wilayah pesisir menjadi bagian utara dan selatan.