DECEMBER 9, 2022
Nasional

Dosen Universitas Indonesia Aditya Perdana: Santer Terdengar Skenario Melawan Kotak Kosong di Pilkada 2024

image
Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana (ANTARA/Foto: dok pribadi)

ORBITINDONESIA.COM - Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Aditya Perdana mengungkap tentang pembentukan skenario melawan kotak kosong di wilayah strategis di Pilkada 2024.

Menurut Aditya di Depok, Selasa 6 Agustus 2024, skenario melawan kotak kosong muncul di beberapa wilayah strategis seperti Sumatera Utara, Jakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.

Ia menjelaskan, yang menjadi dasar dan motivasi para elite dalam membentuk skenario kotak kosong ini adalah: Pertama dari sisi regulasi, pembentukan koalisi dengan threshold tinggi tersebut menyulitkan calon-calon kepala daerah yang berpotensi dalam menggalang dukungan.

Baca Juga: Pilkada Sumatra Utara: PKS Resmi Usung Menantu Jokowi Bobby Nasution

"Calon dipaksa dalam skema yang telah dipersiapkan parpol menengah dan besar," kata Aditya Perdana yang juga Direktur Eksekutif ALGORITMA Research and Consulting.

Kedua, partai alam koalisi Indonesia maju (KIM) berharap penuh akan tercipta bangunan yang ideal antara pemerintahan pusat dan daerah yang sejalan.

Kalau KIM berhasil menjalankan scenario ini di beberapa daerah strategis, katanya, program pemerintah pusat yang dipersiapkan dan diimplementasikan akan mudah dijalankan.

Baca Juga: Pilkada Jawa Timur: Relawan Projo Siap Menangkan dan Dukung Khofifah-Emil Secara Penuh

Ketiga, pilihan calon tunggal dalam Pilkada adalah perspektif partai dan calon akan memiliki ongkos yang lebih murah, karena ruang kontestasi terbatas dan peluang kemenangan tinggi.

Keempat, katanya, ini mengebiri partisipasi politik masyarakat dalam pencalonan ataupun malah membuat skeptis kepada masyarakat luas.

“Skema kotak kosong atau bumbung kosong juga jangan dianggap sesuatu hal yang mudah dilakukan, malah berpotensi destruktif bagi kondisi politik yang sebenarnya sudah cukup baik ini.”

Baca Juga: Pilkada Jakarta 2024, Sufmi Dasco Ahmad Gerindra Sebut Pendamping Ridwan Kamil dari Partai Politik Baru

Kelima, menurut saya elite partai nasional yang menjadi bagian dari skema ini perlu perhitungan yang sangat serius dan matang dengan pertimbangan dampak yang akan terjadi di daerah apabila sukses. ***

Berita Terkait