DECEMBER 9, 2022
Internasional

Kemlu RI: Warga Indonesia Diimbau Tunda Perjalanan ke Bangladesh Sampai Kondisi Keamanan Membaik

image
Ilustrasi - Pasukan keamanan bersiaga saat aksi unjuk rasa berlangsung di Bangladesh. ANTARA/Anadolu/aa.

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Luar Negeri atau Kemlu RI mengimbau warga negara Indonesia (WNI) untuk menunda perjalanan mereka ke Bangladesh hingga situasi dan kondisi keamanan membaik, menyusul aksi unjuk rasa massal di negara itu.

Selain itu, KemluRI  juga mengimbau para WNI yang berada di Bangladesh untuk terus waspada.

“Memperhatikan keselamatan dan keamanan, diimbau kepada para WNI di Bangladesh untuk meningkatkan kewaspadaan,” menurut pernyataan Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Perdana Bangladesh Sheikh Hasina Melarikan Diri ke India Ketika Rumahnya Diserbu Massa

Selanjutnya, WNI di Bangladesh juga diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah untuk hal-hal yang non-esensial, serta menghindari kerumunan massa dan lokasi demonstrasi.

Pihak Kemlu RI berharap agar para WNI di Banglades bisa terus menjaga komunikasi dan selalu mengikuti langkah-langkah untuk keadaan darurat yang ditetapkan oleh KBRI Dhaka.

WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi nomor Perwakilan RI di Bangladesh, KBRI Dhaka (+880-1-614-444-552), dan Direktorat Perlindungan WNI Kemlu (+62-812-9007-0027).

Baca Juga: Panglima Militer Bangladesh, Waker uz Zaman Umumkan Pemerintah Transisi Sesudah PM Sheikh Hasina Kabur

Sebelumnya Minggu, 4 Agustus 2024, setidaknya 73 orang tewas dalam bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di Dhaka dan kota-kota lain di seluruh Bangladesh, termasuk 14 polisi.

Protes terhadap sistem kuota pemerintah Bangladesh untuk pekerjaan publik meningkat pekan lalu setelah bentrokan kekerasan di Universitas Dhaka.

Pengunjuk rasa menuntut pengakhiran sistem kuota yang mengalokasikan 30 persen posisi pemerintah untuk anggota keluarga veteran perang 1971.

Baca Juga: Euforia di Bangladesh Setelah Sheikh Hasina Pergi, Istana Perdana Menteri Dirusak dan Dijarah Massa

Mereka menuduh adanya diskriminasi dan favoritisme terhadap pendukung Perdana Menteri Sheikh Hasina, yang partainya memimpin gerakan kemerdekaan.***
 

Sumber: Antara

Berita Terkait