DECEMBER 9, 2022
Internasional

Analis Politik Keith Preston: Demokrat AS Bersatu Dukung Kamala Harris untuk Hindari Konvensi Kontroversial

image
Arsip foto - Wakil Presiden Amerika Kamala Harris (kanan) disambut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (kiri) setibanya di JCC untuk mengikuti KTT ke-18 Asia Timur di Jakarta, Kamis, 7 September 2023. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Afriadi Hikmal/aww. (ANTARA FOTO/AFRIADI HIKMAL)

ORBITINDONESIA.COM - Partai Demokrat kelihatannya akan bersatu mendukung pencalonan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris meskipun dia masih bisa menghadapi tantangan di Konvensi Nasional Demokrat mendatang, kata analis politik Keith Preston kepada Sputnik.

Sebelumnya pada Minggu, 21 Juli 2024, Presiden AS Joe Biden mengumumkan mundur dari pemilihan presiden dan mendukung Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.

"Mungkin ada tantangan terhadap pencalonannya di konvensi, tetapi saat ini, tampaknya Partai Demokrat ingin menyatukan barisan dan menghindari konvensi yang berpotensi kontroversial," kata Preston.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Presiden Joe Biden Mundur sebagai Kandidat Partai Demokrat dalam Pilpres AS 2024

Kepemimpinan partai dan para donatur ingin menghindari kesan perpecahan dan menyerukan persatuan di belakang Harris.

"Namun, bisa jadi ada pihak yang berbeda di dalam partai yang berpotensi menantang pencalonannya di konvensi, dengan kemungkinan dukungan dari faksi penolak di partai," kata Preston.

Dia menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk melakukan penilaian tersebut.

Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat: Joe Biden Mundur, Kemala Harris Siap Calonkan Diri

Ketika ditanya tentang peluang Harris untuk mengalahkan mantan Presiden Donald Trump, pakar tersebut menunjukkan bahwa sementara ini dia memiliki hasil jajak pendapat yang sama dengan Biden, yaitu sedikit di belakang Trump.

"Namun, jajak pendapat bukanlah cara yang akurat untuk memperkirakan hasil pemilihan yang mungkin terjadi," kata Preston.

"Sebaliknya, pemilihan akan diputuskan oleh 10 persen suara mengambang di sekitar sepuluh negara bagian yang suara pemilihnya mungkin masih bisa beralih," tambahnya.

Baca Juga: Kandidat Partai Republik, Donald Trump Sesumbar Akan Perbaiki Kerusakan Saat Joe Biden Mundur dari Pilpres AS

Masalah lainnya adalah tingkat partisipasi pemilih. Tingkat partisipasi pemilih yang lebih tinggi cenderung menguntungkan partai penantang daripada partai petahana.

Saat ini, Trump adalah kandidat yang paling mungkin menang, kata Preston.

Konvensi Nasional Demokrat akan diadakan pada 19 hingga 22 Agustus di Chicago.

Baca Juga: Pemimpin Eropa Hormati Keputusan Presiden Joe Biden Keluar dari Arena Pemilihan Presiden AS

Calon presiden dari Demokrat biasanya dikonfirmasi pada konvensi, tetapi tahun ini seorang calon bisa diumumkan lebih cepat untuk menghindari tantangan hukum dari partai Republik terkait masalah pemungutan suara di Ohio.***

Sumber: Antara

Berita Terkait