Mentan Andi Amran Sulaiman: Industri Biofuel Sudah Disiapkan untuk Dukung Program B50 Prabowo Subianto
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 20 Juli 2024 03:44 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyiapkan industri biofuel untuk mendukung program B50 yang diusung oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
"Sekarang perusahaannya sudah siap. Kita siapkan dari sekarang perusahaan yang nantinya seperti arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) dan presiden terpilih (Prabowo Subianto) itu kita capai B50 ke depan," kata Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Jumat, 19 Juli 2024.
Andi Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah Indonesia telah mempersiapkan industri biofuel untuk mendukung program B50, yang merupakan inisiatif untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati hingga 50 persen dari total konsumsi bahan bakar solar.
Baca Juga: Tekan Harga CPO, DPR Ingatkan Pemerintah Miliki Data Valid Luas Lahan Kelapa Sawit Milik Industri
"Upaya persiapan tersebut telah dilakukan sejak sekarang, dengan menyiapkan perusahaan yang akan berperan penting dalam mencapai target B50 yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto," ujarnya.
Namun, detail terkait lokasi dan daerah industri yang telah disiapkan untuk mendukung program tersebut tidak dijelaskan secara rinci oleh Amran.
Dia menjelaskan program B50 bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor solar dengan menggantikannya dengan biofuel yang berasal dari minyak sawit mentah (CPO).
Saat ini, kata Amran, produksi biofuel Indonesia mencapai 46 juta ton per tahun, dengan sekitar 26 juta ton diekspor ke pasar global. Sementara itu, negara masih mengimpor sekitar 5,3 juta ton solar setiap tahunnya.
"Kalau biofuel sekarang ini produksi kita 46 juta. Kita ekspor 26 juta. Kalau kita konversi lagi karena kita impor 5,3 juta ton solar, itu artinya apa? Nanti harga CPO dunia naik ujungnya adalah dinikmati petani Indonesia," ujarnya.
Mentan mengungkapkan harapannya bahwa implementasi program B50 nanti tidak hanya mengurangi ketergantungan impor solar, tetapi juga dapat meningkatkan harga CPO di pasar internasional.
Menurut dia, hal ini dianggap sebagai langkah yang menguntungkan bagi para petani di Indonesia, yang merupakan produsen terbesar CPO dunia dengan pangsa pasar mencapai 58 - 60 persen.