DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Abdul Halim Iskandar: Ritual Bakar Batu di Papua Pegunungan Jadi Warisan Nenek Moyang Simbol Perdamaian

image
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat mengikuti Ritual Bakar Batu di Distrik Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan pada Rabu, 17 Juli 2024. ANTARA/Humas Kemendes PDTT

ORBITINDONESIA.COM - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar memaknai Ritual Bakar Batu di Papua Pegunungan merupakan warisan nenek moyang yang menjadi simbol perdamaian.

"Ritual Bakar Batu ini merupakan simbol perdamaian yang sangat membanggakan bagi saya. Saya bangga sebagai bagian dari warga Papua," ujar Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, 18 Juli 2024.

Menurut Abdul Halim Iskandar, ritual Bakar Batu menjadi simbol perdamaian, karena dalam kegiatan itu semua pihak dikumpulkan, termasuk korban dan pelaku konflik guna membicarakan inti permasalahan dan mencari solusi.

Baca Juga: Tiga Penjabat Gubernur Daerah Otonomi Baru Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah Dilantik

Hal tersebut dia sampaikan usai mengikuti Ritual Bakar Batu di Distrik Walesi, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan pada Rabu, 17 Juli 2024.

Di tengah prosesi Bakar Batu itu, Gus Halim menyempatkan diri untuk merekam video blog (vlog) yang menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan itu. Dia juga menyapa sahabat desa secara luas saat bersama puluhan warga lokal setempat.

"Sahabat desa, saya sedang menyaksikan proses yang sangat menarik dan terkenal di Papua, yaitu Bakar Batu. Di sini, ada bakar daging sapi, ayam, dan singkong. Salam dari Wamena," ucapnya.

Baca Juga: Mayjen TNI Nugraha Gumilar: 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua Punya Peran Berbeda-beda

Gus Halim menuturkan bahwa ritual Bakar Batu sangat menarik dan harus terus dilestarikan agar warisan nenek moyang tidak hilang seiring waktu. Dalam proses Bakar Batu diketahui masyarakat terlibat dengan tugas masing-masing. Ada yang membawa sayur-sayuran, rumput, batu, serta menyiapkan lubang.

Setelah semua persiapan selesai, termasuk pemotongan daging, warga lalu beramai-ramai melakukan pembakaran secara serentak.

Setelah prosesi Bakar Batu, Gus Halim melanjutkan kunjungannya untuk meninjau unit-unit madrasah dan sekolah yang tidak jauh dari lokasi pembakaran batu tersebut.

Baca Juga: Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 Respons Cepat Aksi Penembakan KKB di Yahukimo, Papua Pegunungan

Menutup kunjungan di Distrik Walesi, Gus Halim mengapresiasi masjid dan gereja yang berdiri berdampingan. Ia memuji kerukunan dan keberagaman budaya serta agama warga setempat dan menyebut Walesi sebagai miniatur Indonesia.***

Sumber: Antara

Berita Terkait