DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Kisah Selly Septiani Dewi, Diaspora Indonesia Pertama Pencipta Kosmetik Halal di Jepang

image
Selly Septiani Dewi (kiri) memperlihatkan produk Hajime Halal Skincare and Herbs, skincare halal yang ia rintis di Jepang. (Selly Septiani Dewi)

ORBITINDONESIA.COM - Selly Septiani Dewi adalah diaspora Indonesia pertama yang menciptakan kosmetik atau skincare halal di Jepang.

Kepada ANTARA di Kota Tokyo, Jepang, Selasa, 16 Juli 2024, Selly Septiani Dewi bercerita awal ingin membangun bisnis di bidang tersebut sejak masih tinggal di Indonesia pada 10 tahun silam.

Saat itu Selly Septiani Dewi masih menjalani profesi sebagai apoteker dan bekerja di bidang quality assurance di sebuah perusahaan, tetapi masih belum terpikir untuk berfokus pada produk halal.

Baca Juga: Skincare Untuk Kaum Mager, Gunakan Skip Care, Apakah itu?

“Saya sudah mulai merencanakan langkah memiliki skincare di Indonesia, tetapi qadarullah (takdir dan dengan Izin Allah) saya bertemu suami yang kuliah dan kerja di Jepang. Kami menikah dan saya dibawa ke Jepang. Kemudian saya punya anak, sehingga keinginan itu sempat tersimpan lama, sekitar lima sampai enam tahun, tapi saya masih memiliki keinginan besar untuk mewujudkan mimpi itu,” kata WNI yang kini bermukim di Kota Osaka itu.

Dalam rentang waktu tersebut, Selly sempat menjalani pekerjaan sampingan sebagai konselor bagi sejumlah perusahaan kosmetik di Indonesia yang akan membuat produk-produk skincare. Ia kemudian meriset berbagai produk yang sedang diminati oleh konsumen lokal maupun Indonesia sebagai pembanding, baik dari segi formulasi, kandungan, termasuk dari sisi kehalalan.

Mempertimbangkan bahwa penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim, kehalalan menjadi sangat penting. Biasanya, selain menanyakan apa saja formulasinya, dia juga menanyakan ada kandungan produk yang kritis atau tidak.

Baca Juga: Mulai Sekarang Wajib Konsumsi Sumber Antioksidan Kalau Ingin Kulit Wajah Seperti Perawatan Skincare Mahal

Apalagi, dia sudah memiliki data itu, dan yang mengejutkan adalah banyak sekali produk kosmetik di Jepang yang kandungannya masih bisa dipertanyakan, karena bersumber dari bahan-bahan kritis yang kemungkinan besar berasal dari yang tidak halal.

Dari pengalaman tersebut, dia akhirnya tergerak untuk menciptakan sendiri produk skincare yang halal di Jepang karena jumlahnya bisa dihitung dengan jari, sebab jarang produk di negara itu yang mampu bertahan lama.

Ia menyadari bahwa kepedulian Muslim di Jepang masih minim terkait skincare dari segi kehalalan. Hal itu berbeda dengan makanan yang mereka sedikit lebih peduli karena berpikir untuk keperluan luar, namun topikal saja.

Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan Khusus Malang, Ada Lowongan Kerja di PT Kosmetika Global Indonesia (MS GLOW)

Padahal, pada aturannya, bukan hanya yang dimakan, yang digunakan juga dalam Islam harus thoyyib (baik). Sementara, di Jepang adalah negara yang Muslimnya minoritas, sehingga masyarakat di negara itu tidak ada kepentingan dengan isu tersebut.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Antara

Berita Terkait