DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Menangnya Gerakan Katakan tidak kepada Keharusan Berjilbab: Inilah Pandangan Denny JA

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Inilah kondisi sosial yang tumbuh di Iran. Ketika calon presiden Masoud Pezeshkian secara terbuka menyatakan ia mendukung hak wanita untuk menentukan sendiri memakai jilbab atau tidak, seketika pernyataan ini bergaung. 

Ini pula yang ikut menyebabkannya terpilih. Isu mendukung perempuan untuk memilih sendiri cara berpakaiannya membantu kemenangan Masoud Pezeshkian, calon presiden dari kalangan reformis.

Namun, ini tak hanya di Iran. Di Saudi Arabia, di bawah pimpinan Muhammad bin Salman, juga sudah tak lagi mewajibkan jilbab bagi perempuan. Sepenuhnya diserahkan kepada para perempuan di Arab Saudi untuk memakai jilbab atau tidak. 

Baca Juga: Era Artificial Intellegence: Tiga Jenis Penulis dan Teror Mental Putu Widjaya, Sekapur Sirih Denny JA

Kita menjadi saksi sejarah betapa di negara-negara Islam sendiri, di pusatnya, bahkan di Arab Saudi, tempat kelahiran Islam, dan di Iran, negara Islam mayoritas Syiah, terjadi perubahan sikap atas isu agama.

Di Arab Saudi, itu sudah selesai diputuskan dalam kebijakan resmi. Negara dan otoritas agama tak lagi mewajibkan jilbab di publik. Itu sepenuhnya diserahkan kepada pilihan bebas setiap perempuan.

Namun yang jauh lebih mendasar adalah yang dikatakan oleh presiden terpilih dari Iran. Pandangan hidup, iman atas agama, tak bisa dipaksa oleh hukum. 

Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Ada Suara Tanpa Kata, Dengarlah

Sains mendukung ini. Aneka peristiwa sosial mendukungnya. 

Agama justru menjadi indah jika ia adalah pilihan sadar dan bebas dari hati setiap individu, bukan paksaan dari otoritas agama, ataupun paksaan hukum negara. ***

*Transkrip orasi Denny JA:

Baca Juga: Ziarah untuk Wartawan yang Dibunuh dan Kisah Rumah Sakit Jiwa: Pengantar Buku Puisi Esai Jonminofri dari Denny JA

https://www.youtube.com/watch?v=SYsTNWL8IBc

Halaman:

Berita Terkait