DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Kementerian ESDM, Dirjen Eniya Listiani Dewi: Bioavtur Perlu Diakselerasi di Sektor Penerbangan

image
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia melakukan penerbangan komersial perdana menggunakan bahan bakar Pertamina SAF atau bioavtur dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten ke Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah. ANTARA/Farhan Arda Nugraha

ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan pengembangan bioavtur perlu diakselerasi di sektor penerbangan.

"Kita inginkan di sektor penerbangan juga ada akselerasi untuk bioavtur. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sudah mempunyai peta jalan (roadmap). Roadmap dari bioavtur untuk penggunaan di pesawat terbang sudah dikeluarkan Kemenko Marves dan kita sedang memberi masukan. Jadi sekarang sedang konsensus juga di berbagai kementerian untuk memberikan masukan," ujar Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024.

Eniya Listiani Dewi menyampaikan, tiket pesawat dari Singapura ke Indonesia diproyeksikan akan mengalami kenaikan. Hal tersebut menyusul diaplikasikannya pemakaian bioavtur pada unit pesawat yang berada di Bandara Changi Singapura.

Baca Juga: Kementerian ESDM Tetapkan 7 Peralatan Elektronik Wajib Tetapkan SKEM dan LTHE

"Tentang bioavtur ini, kalau nanti terbang ke Singapura per 1 Januari 2026 maka nanti dipajakin (Singapura) sehingga tiketnya akan lebih mahal. Karena apa? Pesawat kita yang datang ke Bandara Changi, Singapura tiket pulangnya akan jauh lebih mahal karena sudah mewajibkan 1 persen bioavtur dan harga bioavtur dibebankan ke tiket penumpang." katanya.

Menurut dia, hal ini dapat menjadi potensi bisnis bagi Indonesia untuk mempersiapkan terkait bioavtur bagi sektor penerbangan.

"Ini harus kita lihat sebagai satu potensi bisnis, satu tantangan. Jadi kita harus benar-benar persiapkan. Sekarang sudah global di mana situasinya itu saling berkaitan. Saya rasa Pertamina juga sudah mempersiapkan karena kita ingin dorong dari palm-based bioavtur. Mudah-mudahan ini bisa mengakselerasi investasi kita di bidang energi baru terbarukan (renewable energy)," katanya.

Baca Juga: Menteri ESDM Arifin Tasrif Pastikan Subsidi Listrik 2025 Sasar Rumah Tangga Miskin dan Rentan

Kementerian ESDM telah meminta Pertamina untuk melakukan akselerasi terkait bioavtur. Perusahaan BUMN tersebut sudah menjalin kolaborasi bersama Airbus dan Boeing.

Sebagai informasi, pada 27 Oktober 2023, Pertamina dan Garuda Indonesia melaksanakan penerbangan komersil perdana menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, Pertamina Sustainable Aviation Fuels (SAF) atau bioavtur dengan rute penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) menuju Bandara Adi Soemarmo (Surakarta), dan kembali ke Jakarta.

Perjalanan Pertamina SAF telah diinisiasi sejak 2010 melalui Research & Technology Innovation Pertamina dengan melakukan riset pengembangan produk dan katalis.

Baca Juga: LEMIGAS Kementerian ESDM Gelar Uji Profisiensi Laboratorium untuk Ikut Berikan Jaminan Mutu

Pada 2021, PT Kilang Pertamina Internasional berhasil memproduksi SAF J2.4 di Refinery Unit IV Cilacap dengan teknologi co-processing dari bahan baku refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit yang telah mengalami proses pengolahan pemucatan, penghilangan asam lemak bebas dan bau, dengan kapasitas 1.350 kilo liter (kl) per hari.***

Sumber: Antara

Berita Terkait