Gita Wirjawan: Bahasa Menjadi Katalisator Perubahan, Maka Perlu Kuasai Bahasa Internasional
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 31 Mei 2024 04:13 WIB
"Kalau dulu, multilateral, lebih mudah negosiasinya. Karena kalau produktivitas saya misalnya hanya lima baju, Anda 10 baju, saya bisa membisiki pihak yang memiliki produktivitas lebih tinggi agar membantu saya untuk bernegosiasi dengan Anda. Tapi sekarang, bilateral, di dalam ruangan hanya ada dua, bukan 193 negara," kata Gita.
Maka dari itu, agar suatu negara bersedia berunding untuk menjalin suatu relasi yang lebih produktif, misalnya komitmen pendidikan tanpa batasan (borderless education), maka negara tadi berkepentingan mengukur sejauh mana produktivitas Indonesia yang sama besarnya atau sama kecilnya dengan nilai investasi yang akan mereka berikan.
"Misalkan kita satu ruangan dengan Singapura, produktivitas Indonesia ini hanya 25.000 dolar AS per tahun untuk barang dan jasa. Sedangkan produktivitas Singapura itu 211.000 per orang per tahun untuk barang dan jasa," kata Gita.
Secara logis, produktivitas Indonesia ini kurang menarik untuk Singapura. Tapi investasi masih bisa terjadi jika pihak yang bernegosiasi setara dalam kapasitas berbahasa sehingga bisa saling memahami. ***