“Dan saya memakai lensa kontak. Sejak kecil saya mengalami rabun dekat, artinya jika tidak berkacamata, saya sulit melihat lawan jika tidak dekat. Saya awalnya memulai Wing-Chun karena ini adalah teknik ideal untuk pertarungan jarak dekat.

Saya menerima keterbatasan saya apa adanya dan memanfaatkannya. Dan itulah yang harus Anda pelajari.

Anda mengatakan bahwa Anda tidak dapat melakukan tendangan berlebihan tanpa melakukan pemanasan yang lama, namun pertanyaan sebenarnya adalah, apakah benar-benar perlu melakukan tendangan setinggi itu?

Baca Juga: Sinopsis Film Enter The Fat Dragon: Aksi Kocak Donnie Yen Dalam Dunia Komedi

Faktanya, hingga saat ini, para seniman bela diri jarang sekali melakukan tendangan di atas lutut. Tendangan setinggi kepala sebagian besar ditujukan untuk pertunjukan. Begitu sempurna sehingga Anda menendang setinggi pinggang dan tendangan tersebut akan sangat tangguh sehingga Anda tidak perlu menendang lebih tinggi.”

“Daripada mencoba melakukan segalanya dengan baik, lakukanlah hal-hal yang Anda mampu dengan sempurna.

Meskipun sebagian besar seniman bela diri ahli telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menguasai ratusan teknik dan gerakan, dalam sebuah pertarungan, atau kumite, seorang juara sebenarnya hanya menggunakan empat atau lima teknik berulang kali. Ini adalah teknik-teknik yang telah dia sempurnakan dan dia tahu bahwa dia dapat mengandalkannya.”

Baca Juga: Rahasia Pola Serangan Jeet Kune Do yang Diajarkan Bruce Lee

Saya memprotes. “Tetapi faktanya tetap bahwa persaingan saya yang sebenarnya adalah tahun-tahun mendatang.”

“Berhentilah membandingkan dirimu pada usia empat puluh lima tahun dengan pria yang berusia dua puluh atau tiga puluh tahun,” jawab Bruce.

“Masa lalu adalah ilusi. Anda harus belajar hidup di masa sekarang dan menerima diri Anda apa adanya saat ini. Kekurangan Anda dalam fleksibilitas dan ketangkasan harus Anda ganti dengan pengetahuan dan latihan terus-menerus.” ***

Baca Juga: Robert Yeung: Bruce Lee Hanya Jadikan Wing Chun untuk Batu Loncatan