DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu dan Perintis Ajang Putri Indonesia, Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

image
Mooryati Soedibyo bersama Presiden Jokowi (Foto: Mustika Ratu)

ORBITINDONESIA.COM - Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia pada Rabu, 24 April 2024. Ia meninggal pada dini hari, tepatnya pukul 01.00 WIB di usia 96 tahun.

"Kabar Duka. Telah meninggal dunia Ibu Dr. Hj. BRA. Mooryati Sudibyo dalam usia 96 th pada hari Rabu, 24 April 2024 jam 01.00;WIB," demikian pesan singkat yang beredar di kalangan media.

Jenazah Mooryati Soedibyo akan disemayamkan di rumah duka di Jl. Ki Mangunsarkoro No. 69, kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Setelah itu, jenazah akan dibawa ke Tapos, Bogor, usai Zuhur untuk dimakamkan.

Baca Juga: Yang Sedang Butuh Pekerjaan Khusus Jakarta Barat Ada Lowongan Kerja di PT Kosmetika Global Indonesia (MS GLOW)

Kabar meninggalnya Mooryati diperkuat oleh pesan singkat yang disampaikan oleh putri almarhumah, yang merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Putri Kuswisnu Wardani. 

"Innalilahi Wainnalillaihi Roji'un. Telah meninggal dunia dalam kedamaian, Ibu DR.H.BRA. Mooryati Soedibyo pada hari Rabu jam 1.00 WIB dini hari tanggal 24 April 2024 pada usia 96 tahun," ujar Putri Kus Wisnu Wardani melalui pesan singkat.

Mooryati Soedibyo lahir si Surakarta, Jawa Tengah, pada 5 Januari 1928. Ia adalah Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat Periode 2004-2009, Presiden Direktur Mustika Ratu, dan salah satu pencetus ide kontes pemilihan Puteri Indonesia yang digelar setiap tahun.

Baca Juga: Espoir, Merek Riasan Kecantikan Asal Korea Selatan Resmi Masuk ke Indonesia

Mooryati Soedibyo tercatat oleh MURI sebagai peraih gelar doktor tertua di Indonesia, dan sebagai "Empu Jamu". Ia juga masuk sebagai urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia 2007 versi majalah Globe Asia.

Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta ini terkenal dengan segala hal yang berkaitan dengan kecantikan, jamu tradisional, dan lingkungan keraton.

Sejak usia 3 tahun ia tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa. Di keraton itu, ia mendapat pendidikan secara tradisional yang menekankan pada tata krama, seni tari klasik, kerawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono.

Baca Juga: Ada Toko Kosmetik di Karawaci Tangerang Edarkan Obat Terlarang, Polisi Tangkap Penjualnya

Ia belajar mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami, bahasa sastra Jawa, tembang dengan langgam mocopat, aksara Jawa Kuno, dan bidang seni lainnya.

Halaman:
1
2
Sumber: Wikipedia

Berita Terkait