Abdillah Toha: Nabawi TV dan Pembodohan Umat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 31 Agustus 2022 06:17 WIB
Oleh: Abdillah Toha
ORBITINDONESIA - Saya baru dapat informasi dari beberapa orang bahwa tayangan seminar habib Ali Aljufri di Istiglal 24 Agustus yang lalu oleh Nabawi tv tidak utuh lagi. Beberapa bagian telah disunat alias disensor.
Saya cek sendiri kebenaran informasi itu dan ternyata benar. Bagian yg disunat antara lain pertanyaan dan pernyataan saya tentang sikap habib Ali yang membolehkan umat Islam untuk mengucapkan selamat natal kepada rekannya dari agama Kristen dan jawaban habib Ali yang membenarkan informasi itu.
Beliau dalam responnya bahkan mengatakan, meski ada perbedaan pendapat di kalangan madrasah Hadramaut, dan itu soal biasa dalam lingkungan ulama, habib Umar bin Hafidz yang juga mentornya habib Ali membenarkan dan membolehkan ucapan selamat Natal.
Baca Juga: Bagi Pendukung Jokowi Militan, Nama Anies dan Puan Tidak Masuk Daftar Penerus Jokowi 2024
Pada beberapa jam pertama, Nabawi menayangkan penuh tanpa sensor tapi kemudian tayangan itu menghilang untuk kemudian muncul kembali dengan versi setelah disunat.
Katanya ada juga bagian lain yang disunat seperti sambutan Dr Alwi Shihab, meski saya belum mengecek.
Beruntung ada channel tv lain MBRJ TV yang sempat merekam tayangan penuh Nabawi sebelum dipotong sehingga masih bisa dilihat secara utuh disitu. (https://youtu.be/8CXuAG33cBw )
Rupanya para “ulama” Nabawi tv memutuskan bahwa bagian dari tayangan yang dihilangkan itu tidak bagus pengaruhnya bagi umat Islam pemirsa channelnya karena bertentangan dengan akidah Islam.
Baca Juga: David Sedaris Berdamai dengan Tragedi
Mereka rupanya juga terkejut dan tidak mau percaya bahwa ulama panutannya seperti hb Ali dan hb Umar pemikirannya jauh lebih moderat dan maju dari mereka.
Para domba pengikut channel tv nya harus dijaga agar tetap tidak tahu bahwa ada berbagai pandangan yang berbeda dan dibolehkan dalam Islam tentang berbagai isu keagamaan. Inilah yang saya sebut sebagai proses pembodohan umat.
Nabawi tv didirikan pada tahun 2014 sebagai tv dakwah untuk menjaga akidah ahlussunnah wal jamaah. Pimpinan Nabawi adalah habib Muhsin bin Idrus Alhamid yang lebih dikenal sebagai Ote, seorang insinyur dan pengusaha era Suharto yang sukses.
Nabawi berafiliasi dengan dengan Irstun Nabawi, sebuah jaringan tv dakwah yg tersebar di jazirah Arab dibawah kepemimpinan habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf.
Baca Juga: Ini kata Nadiem Makarim Soal Guru ASN Non Sertifikasi Dapat Peluang 3 Jenis Tunjangan
Sebagai tv dakwah ahlussunnah wal jamaah, Nabawi tidak bersedia menjadi cabang penuh Irstun karena Irstun dibatasi geraknya oleh peraturan Saudi yang cenderung beraroma wahabi.
Nabawi lebih dekat kepada tradisi Hadhrami dan menempatkan habib Umar bin Hafidh sebagai pusat referensinya.
Meski secara struktural dan resmi Nabawi bukan bagian dari Rabithah Alawiyah (RA), pimpinan Nabawi duduk sebagai pengurus tinggi RA dan kantornya berada di gedung RA.
Mudah-mudahan ini tidak berarti bahwa semua langkah Nabawi tv direstui oleh RA.
Baca Juga: Fakta Baru Terungkap Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Diduga Punya Hubungan Asmara, Bukan Brigadir J
Dengan memotong penyampaian keyakinan habib Ali dan habib Umar tentang ucapan Natal, apakah ini berarti bahwa Nabawi tv sudah mencampakkan hb Umar sebagai referensi utamanya?
Atau memilih dan memilah mana sikap dan posisi hb Umar yang sesuai dengan selera pengelola Nabawi tv?
Proses pembodohan umat itu bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Yang disampaikan diatas itu hanya satu contoh.
Proses pembodohan itu biasanya dilakukan oleh para tokoh agama yang merasa paling paham agama dan bertindak sebagai juru selamat dan wakil Tuhan bagi kaum awam.
Baca Juga: Benarkah Putri Candrawathi punya Hubungan Terlarang dengan Kuat Maruf Sopir Pribadi?
Diluar itu, ada sisi-sisi lain dari pemotongan sebuah tayangan ungkapan seorang pembicara yang bisa menyerempet pelanggaran hukum dan etika serta moral dan akhlak.
Channel tv yang mempunyai hak siar berhak untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan sama sekali rekamannya tapi tidak berhak menyiarkan dengan memotong sebagian rekaman pembicara tanpa persetujuan pembicara.
Perbuatan seperti yang terakhir ini minimal tidak etis/berakhlak tapi bisa juga dianggap oleh yang berkepentingan sebagai upaya mendiskreditkan pembicara. Dalam hal tertentu bisa digugat di pengadilan.
Para pembodoh umat ini melihat manusia lain sebagai objek eksploitasi dan memperlakukannya sebagai domba peliharaan.
Baca Juga: Joan Mir Resmi Bergabung dengan Tim Pabrikan Honda
Jangan sampai ada domba yang hilang. Egoisme didahulukan, aturan hukum terpaksa diikuti namun bila perlu etika dan moral dalam koridor hukum dilanggar.
Proses pembodohan dimulai dengan menciptakan merk pada diri pendakwah bahwa dialah yang paling tahu tentang agama dan paling alim.
Umat yang bodoh, taat, dan takut, dipelihara karena mereka adalah umat yang mudah dikendalikan, khususnya bila pada suatu saat ada hal-hal yang memerlukan dukungan massa.
Mereka tidak sadar bahwa punya pengikut yang fanatik dan tidak kritis sebaliknya juga berisiko, karena bila suatu saat mereka berhasil diyakinkan oleh pemikiran lain dari lawan, maka mereka akan mengikuti keyakinan barunya juga dengan fanatik dan menjadi lawan kita.
Baca Juga: Kenaikan BBM Tampaknya Adalah Suatu Keharusan Demi Selamatkan Keuangan Negara
Anggaplah catatan pendek saya ini sebagai protes saya yang hadir dan diundang resmi oleh pimpinan masjid Istiglal sebagai peserta dalam seminar itu. Semoga bermanfaat dan peristiwa tidak terpuji seperti ini tidak berulang.
Salam,
AT-280822***