DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Pertumbuhan Ponsel Akan Meningkat 400 Persen Dalam Tiga Tahun ke Depan di Seluruh Asia Pasifik

image
Spesifikasi fitur dan harga Infinix Note 12 Pro 5G

ORBITINDONESIA - Selama tiga tahun ke depan, perluasan konektivitas 5G di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan meningkat 400 persen.

Asosiasi GSM, konglomerat operator telekomunikasi di seluruh dunia, mengatakan, 'metaverse' dan serapan yang lebih besar dalam generasi terbaru dari smartphone tengah memicu pertumbuhan. Khususnya di Asia Pasifik.

Laporan terbaru mereka mengatakan, 96% dari populasi di wilayah Asia Pasifik tersebut tercakup oleh jaringan broadband seluler.

Baca Juga: Ada Danau Misterius di Tengah Gurun yang Gersang dan Tandus di Madinah

Tetapi hanya 44% dari populasi yang sama yang tercakup oleh layanan seluler 4G dan 5G. Angka itu diperkirakan akan naik menjadi 52% pada tahun 2025.

Laporan “Ekonomi Seluler Asia Pasifik 2022” mengatakan, sementara teknologinya ada, kreator, pembuat ponsel, dan perusahaan telekomunikasi lokal tidak cukup bekerja sama untuk memanfaatkan peluang yang disajikan oleh kecepatan 5G.

“Teknologi dan layanan seluler menghasilkan 5% dari PDB kawasan pada tahun 2021, yang setara dengan nilai ekonomi 770 miliar dollar AS,” ujarnya.

Industri ini juga sekarang mendukung hampir 9 juta pekerjaan di seluruh kawasan Asia-Pasifik.

Baca Juga: Horoskop Percintaan Zodiak Sagitarius 11 Juli 2022: Ada Masalah Serius dengan Pasangan

Asia-Pasifik adalah bagian dunia di dekat Samudra Pasifik bagian barat. Wilayah Asia-Pasifik bervariasi tergantung pada konteksnya, tetapi umumnya mencakup Asia Timur, Oseania, Timur Jauh Rusia, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.

GSMA menyoroti layanan 5G tersedia secara komersial di 14 pasar, dengan India dan Vietnam diperkirakan akan diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang.

Ia juga mencatat 5G memiliki ruang yang signifikan untuk tumbuh di kawasan ini, khususnya di Asia Selatan dan Tenggara.

Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa jumlah koneksi 5G lebih dari 400 juta selama 3 tahun ke depan, sekitar 14% dari total koneksi seluler di kawasan itu. “Progres lebih maju di negara-negara seperti Australia, Jepang dan Korea Selatan.” ***

Berita Terkait