Hanya Yanagihara Dalam Novel tentang Persahabatan Berjudul A Little Life
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 30 Agustus 2022 14:33 WIB
ORBITINDONESIA - Bagaimana jika pengalaman menakjubkan, menantang, mengecewakan dan sangat menyentuh dikemas dalam sebuah novel kisah cinta dan persahabatan yang epik dan menarik?
Hal itulah yang dilakukan oleh seorang novelis kawakan asal Amerika Serikat bernama Hanya Yanagihara, dalam novel berjudul A Little Life yang terbit pada 2015.
Novel tersebut berkutat pada cerita dari empat orang sahabat bernama Jude, Willem, JB, dan Malcolm, yang baru memulai hidup mereka di usia dua puluh tahunan dan meniti karir di kota New York dalam kondisi bangkrut.
Baca Juga: Haji Sulkarnain Wahid Ajak Investor Biayai Proyek Pesawat Ringan WIGET 16 Reborn of Phinisi
Meski memiliki minat dan latar belakang yang berbeda satu sama lain, namun mereka telah menjalin persahabatan yang akrab sejak duduk di bangku kuliah.
Sebagaimana kebanyakan anak muda lainnya, tujuan mereka pindah ke New York adalah untuk mencari ketenaran dan kekayaan. Mereka hanya dikuatkan oleh persahabatan serta ambisi masing-masing.
Ada Willem yang baik dan tampan, seorang aktor yang bercita-cita tinggi. Ada JB, seorang pelukis kelahiran Brooklyn yang cerdas dan terkadang kejam, yang ingin masuk ke dunia seni.
Selain itu ada Malcolm, seorang arsitek frustrasi di sebuah perusahaan terkemuka. Lalu ada juga Jude yang penuh teka-teki, yang berfungsi sebagai pusat gravitasi mereka.
Hubungan mereka, yang diwarnai oleh kecanduan, kesuksesan, dan kebanggaan, semakin dalam selama beberapa dekade. Sepertiga dari buku A Little Life sendiri bercerita soal realita persahabatan.
Namun lama kelamaan cerita bergeser dengan fokus pada kisah Jude serta hubungannya dengan teman-temannya.
Perspektifnya secara progresif sepenuhnya terbentuk di sekitar interaksi setiap karakter dengan Jude dan pengalaman Jude sendiri. Dia adalah pria yang terluka oleh trauma masa kecil yang tak terkatakan.
A Little Life menggambarkan pengalaman sehari-hari hidup dengan trauma, rasa sakit kronis, dan kecacatan serta persimpangan yang melekat satu sama lain. Sebagaimana kisah yang terpusat pada Jude.
Sebagai akibat langsung dari Dr. Traylor yang menabraknya dengan mobil, Jude mengalami cedera tulang belakang yang memiliki efek kesehatan jangka panjang. Ini mengganggunya selama sisa hidupnya.
Baca Juga: Fitnah Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak Resmi Laporkan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi
Dia rentan terhadap rasa sakit yang hebat, karena saraf yang terputus di punggungnya serta luka yang terbentuk di kakinya membuatnya mengalami kesulitan berjalan.
Namun kecenderungannya yang gigih menuju kemandirian terbaca dari cara dia yang terus-menerus melawan tubuhnya yang rusak seiring bertambahnya usia, meskipun banyak perawatan dan operasi.
Jude juga terus-menerus berusaha mengendalikan tubuh dan emosinya dengan melukai diri sendiri. Hidupnya terstruktur di sekitar rasa sakit dan antisipasi rasa sakit.
Seiring bertambahnya usia Jude, dia membenci ketergantungan yang meningkat, yang harus dia miliki pada perangkat seperti kursi roda, tongkat, dan mengandalkan perawatan orang lain.
Novel ini merupakan buah dari perenungan dan proses kreatif yang panjang dari Hanya Yanagihara selama sekitar 18 bulan. Novel setebal 720 halaman ini diisi dengan gaya bahasa sang pengarang yang mengalir dan mendetil.
Namun alih-alih merasa jenuh, novel ini justru semakin membawa pembaca larut dan membaur ke dalam cerita.
Novel ini tidak hanya populer dan layak dibaca, namun juga mendapat respon baik dari kritikus sastra. Novel ini pernah menjadi menjadi finalis Man Booker Prize dan National Book Award 2015 serta memenangkan Kirkus Prize in Fiction 2016.
Judul Buku : A Little Life
Penulis : Hanya Yanagihara
Tahun Terbit : 2015
Penerbit : Doubleday
Sumber :https://www.newyorker.com/books/page-turner/the-subversive-brilliance-of-a-little-lifehttps://
Sumber: Aplikasi Buku Pintar AHA
Peringkas: Amelia Fitriani
Editor: Satrio Arismunandar***