Dokter Anang Endaryanto: Anak yang Sering Sakit Bisa Jadi Karena Alergi Sesuatu yang Belum Diketahui Orang Tua
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 20 Maret 2024 03:40 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Anak sering jatuh sakit bisa jadi karena alergi terhadap sesuatu yang belum diketahui orang tua. Hal itu dikatakan Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dokter Anang Endaryanto, pada diskusi daring, Selasa, 19 Maret 2024.
Menurut Anang Endaryanto, orang tua sering kali menghadapi kebingungan ketika anak-anak mereka sering sakit, dan sering kali mengira bahwa kekebalan tubuh atau sistem imun anak kurang baik.
Namun, kata Anang Endaryanto, tak jarang penyebab sebenarnya adalah anak alergi terhadap sesuatu. Anak-anak yang alergi terhadap makanan tertentu, debu, bulu hewan peliharaan, atau faktor lingkungan lainnya mungkin rentan terhadap infeksi dan peradangan, yang membuat mereka tampak sering sakit.
Baca Juga: Bahaya Melihat Matahari Terlalu Lama yang Masih Jarang Diketahui, Dapat Menyebabkan Alergi
"Banyak orang tua meminta obat kepada dokter untuk meningkatkan kekebalan tubuh anaknya karena sering sakit, bahkan banyak juga yang meminta antibiotik. Ini adalah hal yang keliru. Ini bisa jadi anak alergi. Yang justru diperlukan adalah mengenali alergi anak dengan berdiskusi dengan dokter," kata Anang.
Dokter yang juga Ketua Minat Alergi Imunologi Anak Prodi Subspesialis Ilmu Kesehatan Anak FK-Unair itu menyebut, memang banyak faktor yang membuat anak mudah sakit.
Namun, beberapa ciri anak mudah sakit karena alergi umumnya diiringi gatal-gatal, nyeri perut, diare, sariawan, batuk, pilek, hingga sesak.
Baca Juga: Dokter Ngabila Salama: Jam Tidur yang Cukup Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Meski begitu, Anang mengatakan gejala-gejala tersebut bisa juga diakibatkan gangguan kekebalan jenis lain seperti salah satunya infeksi. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk mampu jeli mendeteksi ciri-ciri khusus dari gejala alergi.
Berkonsultasi dengan profesional sangat dianjurkan untuk mengatasi hal ini, utamanya untuk mengetahui lebih dalam mengenai risiko alergi dari masing-masing anak.
"Penting bagi orang tua untuk memahami perbedaan antara gejala alergi dan infeksi, serta untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai," tambahnya.
Meskipun gejala alergi pada tiap anak berbeda-beda, lanjut Anang, gejala yang timbul akibat alergi umumnya berlangsung lama dan berulang setelah sembuh, dan akibat pemicu yang sama.
"Misalnya sakit setiap setelah mengkonsumsi makanan tertentu, setelah ada hewan berbulu di rumahnya, setelah terpapar debu rumah. Misalnya, dia masuk ke gudang di mana banyak buku-buku kuno yang ditimbun, kemudian dia bersin-bersin atau sesak. Nah, dugaan alergi itu semakin kuat bila ada keluarga dekat yang memiliki riwayat alergi," jelas Anang. ***