Zahid Asmara: Perlu Perkuat Literasi Finansial Digital Agar Terhindar Dari Jeratan Judi Online
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 17 Maret 2024 01:39 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Memperkuat literasi finansial digital hingga menjauhi utang adalah salah satu kiat, yang bisa dilakukan agar terhindar dari jeratan judi online, kata pemerhati budaya siber Zahid Asmara.
"Agar dapat terhindar dari dampak negatif perkembangan teknologi digital, termasuk kemunculan judi online, maka masyarakat perlu mengenali literasi finansial digital," ujar Zahid Asmara.
Itu dikatakan Zahid Asmara dalam lokakarya bertema “Stop Judi Online! Cegah Efek Berkepanjangan untuk Kesehatan Mental dan Finansial” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika di Gowa, Sulawesi Selatan, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, 16 Maret 2024.
Baca Juga: Sinopsis Film Casino Raiders 2: Intrik, Taruhan, dan Kepahlawanan Aksi Andy Lau Dibalik Meja Judi
Literasi finansial digital merupakan wawasan tentang kegiatan pelayanan keuangan atau metode pembayaran yang memanfaatkan teknologi digital.
Zahid menilai, dengan memperkuat literasi finansial digital, seseorang dapat memahami lebih baik cara menggunakan layanan keuangan secara online, termasuk mengetahui bahaya dari judi online.
Selain memperkuat literasi finansial digital, kiat lainnya yang bisa dilakukan agar terhindar dari jeratan judi online adalah membatasi akses pada platform digital, mengubah cara pandang konsumtif menjadi investasi, membiasakan transaksi tunai dan menjauhi utang.
Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia, Sani Widowati menjelaskan bahwa merujuk data Drone Emprit, Indonesia merupakan negara dengan pemain judi daring terbanyak di dunia yang berjumlah 201.122 orang.
Beragam bentuk judi online antara lain mesin slot permainan kartu, slot permainan dadu, taruhan olahraga, hingga lowongan pekerjaan.
Menurut Sani, permainan dalam berbagai situs judi online dirancang sedemikian rupa, sehingga berdaya jerat kuat secara psikologis dengan menstimulasi fungsi kognitif otak para pemainnya.
Baca Juga: Judi Online Resahkan Masyarakat, Ikatan Pelajar Al Washliyah Berniat Geruduk Polda Sumatra Utara
Desain permainan judi menyerupai permainan daring pada umumnya. Seperti, tampilan visual yang menarik, efek audio, bahkan hingga efek getar. Misalnya, ketika pemain menang besar sehingga memberikan dampak secara langsung ke kognisi individu tersebut.
“Dari efek tersebut mendorong bagian hipotalamus di otak memproduksi hormon dopamin, yang memicu rasa menyenangkan sehingga kita terus menerus mencari rasa kegembiraan itu lagi dan lagi,” ujar Sani.
Sani menilai, meskipun memahami risikonya, kebanyakan masyarakat tetap bermain judi online dan akhirnya terjerat karena dipicu rasa penasaran, lingkungan yang memengaruhi, dan kondisi yang terpuruk.
Baca Juga: Judha Nugraha: Jumlah Warga Indonesia yang Bekerja di Judi Daring Kamboja Bertambah Pesat
"Mereka yang sudah terlanjur terjerat judi online akhirnya mengalami kerugian bertubi-tubi seperti kehilangan materi dan utang menumpuk, kehilangan orang-orang terkasih, dan kehilangan kontrol diri," kata dia.
Lokakarya literasi digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. ***