BRIN Buka Kolaborasi Global untuk Amati Antariksa Lewat Observatorium Nasional Timau di Kupang NTT
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 15 Februari 2024 16:41 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN menjadikan Observatorium Nasional Timau, yang terletak di Kabupaten Kupang, NTT (Nusa Tenggara Timur), sebagai platform kolaborasi internasional untuk pengamatan antariksa seperti halnya Observatorium Bosscha.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan, pengoperasian Observatorium Nasional Timau ditargetkan pada pertengahan tahun 2024.
"Diperlukan juga kontrol dan pengoperasian secara penuh masih banyak yang harus dilakukan,” kata Thomas yang mewakili BRIN dalam keterangan di Jakarta, Kamis, 15 Februari 2024.
Selain pembangunan teleskop optik, pada Observatorium Nasional Timau juga akan dibangun teleskop radio dengan diameter 20 meter untuk penelitian astronomi dan astrofisika.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, dengan segera selesainya proyek pembangunan observatorium tersebut, maka fasilitas lainnya yang mendukung juga disiapkan, di antaranya listrik dan internet, kemudian akses yang sesuai standar.
“Observatorium Nasional Timau harus bisa menjadi pusat kolaborasi. Dalam infrastrukturnya bukan nasional tetapi minimal regional. Selain infrastruktur harus ada programnya untuk mendukung platform kolaborasi,” ujar Handoko.
BRIN menyiapkan sejumlah skema untuk penelitian di Observatorium Timau, yakni, program degree by research (DBR), postdoctoral, dan research assistant (RA) untuk mahasiswa strata II dan strata III dengan kuota yang dibatasi.
Observatorium yang terletak di Gunung Timau itu juga hanya digunakan untuk penelitian khusus. Kolaborasi penelitian diharapkan tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga luar negeri.
Handoko berharap skema yang ditawarkan bisa diterapkan, sehingga Observatorium Nasional Timau ke depannya dapat beroperasi, baik dari segi teknis maupun substansinya.
Baca Juga: BRIN Temukan Mamalia yang Sudah Dinyatakan Hilang Selama 62 Tahun
Dia juga berharap Stasiun Lapangan Observatorium Nasional Timau dapat menjadi pengungkit ekosistem riset, platform untuk kolaborasi internasional, dan menciptakan generasi penerus yang berkarya di bidang riset antariksa dengan memanfaatkan fasilitas tersebut.***