DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Hoaks Politik Meningkat Tajam Jelang Pemilu 2024, Ganggu Demokrasi Indonesia

image
Ilustrasi hoaks (Foto: Istimewa)

ORBITINDONESIA.COM - Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) menemukan 2.330 hoaks selama tahun 2023 dengan hoaks politik sebanyak 1.292. Sebanyak 645 di antaranya adalah hoaks terkait Pemilu 2024.

Jumlah  hoaks politik itu dua kali lipat lebih banyak dibandingkan hoaks sejenis pada musim Pemilu 2019 sebanyak 644. 

Persentase hoaks politik tahun 2023 sebanyak 55,5 persen yang ditemukan Mafindo, selain menjadi yang tertinggi, juga memposisikan hoaks politik kembali mendominasi topik hoaks pasca-2019.

Baca Juga: Video Hoaks dan Menyesatkan Soal Anies Mau Dihabisi dan Umat Islam Kepung Istana

Pada masa pandemi (2020-2022), hoaks politik sempat turun rata-rata di bawah 33 persen. Masifnya hoaks politik mengganggu demokrasi di Indonesia, mengacaukan kejernihan informasi, dan dapat mengajak orang menolak hasil pemilu.

Karenanya upaya komprehensif perlu dilakukan untuk mencegah dan menangani hoaks untuk menjaga kedamaian Pemilu 2024. 

Platform Youtube menjadi tempat ditemukan hoaks terbanyak, sejumlah 44,6 persen, diikuti oleh Facebook (34,4 persen), Tiktok (9,3 persen), Twitter atau X (8 persen), Whatsapp (1,5 persen), dan Instagram (1,4 persen). 

Baca Juga: Video Hoaks dan Menyesatkan Soal Anies Mau Dihabisi dan Umat Islam Kepung Istana

“Dominasi konten hoaks berupa video menjadi tantangan besar bagi ekosistem periksa fakta, karena konten hoaks video cepat sekali viral karena sering dibumbui dengan elemen yang emosional. Sedangkan upaya periksa fakta konten video membutuhkan proses yang lebih lama ketimbang foto atau teks,” jelas Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho, Kamis, 1 Februari 2024.

Menjelang pemungutan suara dalam Pemilu 2024, konten yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) pun sudah muncul, seperti video deepfake pidato Presiden Jokowi dengan bahasa Mandarin, maupun rekaman suara Anies Baswedan dan Surya Paloh yang dibuat dengan AI.

Ketua Komite Litbang Mafindo, Nuril Hidayah yang akrab disapa Vaya, menjelaskan yang membedakan hoaks pada Pemilu 2024 dan Pemilu 2019 adalah dominasi konten video. 

Baca Juga: Hoaks: Puan Maharani dan PDIP Membenci Islam

“Pada Pemilu 2019, hoaks kebanyakan  berupa foto atau gambar,” ujar Vaya. Dia mengakui hal ini menjadi tantangan pemeriksa fakta. Proses periksa fakta konten video lebih rumit dan lama, dan bisa mengaduk-aduk emosi.

Halaman:
1
2
3
Sumber: Siaran Pers

Berita Terkait