Denny Irawan: Film Indonesia Berbiaya di Atas Rp60 Miliar, Salah Satunya adalah Film Buya Hamka
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 02 Februari 2024 08:48 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Hasil riset dari PwC Indonesia dan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menunjukkan, beberapa film Indonesia berbiaya produksi di atas 4 juta Dolar AS atau setara Rp60 miliar.
Film beranggaran produki yang relatif besar ini antara lain Buya Hamka (2023), Foxtrot Six (2019), Trilogi Merdeka (2011), The Raid 2: Berandal (2014), dan Gunung Emas Almayer (2014).
"Film lebih dari sekadar komoditas, pendanaan stabil diperlukan," kata Kepala Riset dan Ekonomi PwC Indonesia Denny Irawan di Jakarta, Kamis 1 Februari 2024 malam.
Baca Juga: LSI Denny JA: 84 Persen Pemilih Ingin Pilpres Selesai Satu Putaran
Film beranggaran rendah biasanya adalah produksi independen, dengan anggaran berkisar 7.000 dolar AS sampai 66.000 dolar AS atau Rp100 juta sampai Rp1 miliar.
Umumnya, biaya produksi film berkisar 140.000 dolar AS sampai 1.600.000 dolar AS atau Rp2 miliar sampai Rp25 miliar.
Produser di Indonesia secara umum mengalokasikan 10 sampai 20 persen dari total anggaran untuk kegiatan pemasaran.
Baca Juga: TELAK, Denny JA Sebut 84 Persen Masyarakat Ingin Pilpres Cukup Satu Putaran
Di Indonesia, ada skema pendanaan dari pemerintah dalam bentuk subsidi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah meluncurkan skema hibah untuk mendukung produksi film nasional serta kegiatan promosi dan distribusi internasional melalui Dana Abadi Kebudayaan Indonesia.
Dana Abadi Kebudayaan Indonesia telah mengalokasikan 10 juta dolar AS sebagai dana pendamping one-to-one untuk mendukung proyek film produksi bersama.
Baca Juga: Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran Saja? Inilah Kajian Riset LSI Denny JA
Ada juga dana abadi pendidikan sebesar 8 miliar dolar AS atau Rp127 miliar untuk meningkatkan infrastruktur pendidikan perfilman dan Dana Indonesiana yang didirikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Kementerian Keuangan senilai 215 juta dolar AS atau Rp3 triliun untuk meningkatkan skala bisnis di industri film. ***