Sedikitnya 1.000 Masjid di Gaza Hancur Diserang Israel, Rekonstruksinya Butuh Anggaran 500 Juta Dolar AS
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 22 Januari 2024 09:09 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Serangan yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menghancurkan sekitar 1.000 mesjid, menurut keterangan otoritas setempat. Rekonstruksinya membutuhkan anggaran 500 juta dolar AS setara Rp7,8 triliun.
"Rekonstruksi mesjid tersebut akan menghabiskan biaya sekitar 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,8, triliun)" kata Kementerian Wakaf dan Agama Gaza, melalui sebuah pernyataan resmi.
Di Gaza sendiri berdiri sekitar 1.200 mesjid.
Baca Juga: Pesepak Bola Israel, Sagiv Jehezkel, Ditangkap Aparat Turki Karena Pesan Terkait Perang Israel-Hamas
Selain menghancurkan sebagian besar mesjid, lebih dari 100 orang imam mesjid juga terbunuh imbas dari serangan Israel itu.
“Pendudukan Israel adalah melanggar piagam internasional dan hak asasi manusia,” kata pernyataan itu.
Tidak ada komentar dari otoritas Israel atas tuduhan tersebut.
Baca Juga: PM Italia Giorgia Meloni Menawarkan Jadi Mediator Antara Lebanon dengan Israel
Menurut pernyataan tersebut, gereja, gedung perkantoran, sekolah madrasah dan bank juga hancur diserang Israel.
"Kami mengimbau warga dan negara-negara Arab serta masyarakat yang memiliki hati nurani untuk ikut memenuhi tanggung jawab atas nasib warga Palestina di Jalur Gaza," tambah pernyataan itu.
Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang warga mereka.
Baca Juga: Gedung Putih Tegaskan Komitmen Presiden Joe Biden, Wujudkan Solusi Dua Negara Israel - Palestina
Sekitar 25.105 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 62.681 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel menyebabkan sekitar 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong itu rusak atau hancur, menurut data dari PBB. ***