DECEMBER 9, 2022
Internasional

Belajar dari Perang Rusia vs Ukraina: Estonia, Latvia, Lithuania Akan Bangun Garis Pertahanan Baltik

image
Arsip - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Presiden Lithuania Gitanas Nauseda, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Latvia Egils Levits dan Presiden Estonia Alar Karis berfoto sebelum pertemuan, saat serangan Rusia terhadap Ukraina berlanjut, di Kyiv, Ukraina (13/4/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS/aww.

ORBITINDONESIA.COM - Estonia, Latvia dan Lithuania sepakat membangun "Garis Pertahanan Baltik" di sepanjang perbatasan Timur, untuk membangun "sarang pertahanan jika diperlukan."

Hal itu diumumkan oleh Kementerian Pertahanan Estonia, Jumat, 19 Januari 2024.

Menteri Pertahanan Estonia, Latvia dan Lithuania menyetujui konsep "pembangunan instalasi pertahanan anti-mobilitas di perbatasan Rusia dan Belarusia," kata kementerian tersebut.

Pernyataan itu menambahkan, pembangunan garis pertahanan itu akan selesai dalam beberapa tahun mendatang.

"Perang Rusia di Ukraina menunjukkan bahwa selain peralatan, amunisi dan sumber daya manusia, instalasi pertahanan fisik di perbatasan juga diperlukan untuk mempertahankan Estonia sejak awal," kata Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur.

Dia mencatat bahwa tujuan instalasi pertahanan tersebut adalah untuk mencegah konflik militer di wilayah tersebut.

"Kami melakukan upaya ini agar masyarakat Estonia bisa merasa aman, tetapi jika risiko sekecil apapun muncul, kami akan siap menghadapi berbagai perkembangan dengan lebih cepat," kata Pevkur menambahkan.

Kementerian tersebut mencatat bahwa konsep instalasi pertahanan tersebut didasarkan pada keputusan yang dibuat pada KTT NATO di Madrid.

KTT NATO itu menekankan bahwa sekutu harus siap mempertahankan wilayah dan rencana pertahanan regional baru harus dikembangkan.

Estonia, Latvia dan Lithuania, yang merupakan bagian dari Uni Soviet hingga 1991, saat ini merupakan bagian dari Uni Eropa dan NATO, serta sekutu Ukraina, di mana Rusia melancarkan "operasi militer khusus" pada Februari 2022.***

Sumber: Antara

Berita Terkait