Dua Warga Swedia Nekat Berkemah di Zona Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Terpaksa Diusir Tim SAR
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 18 Januari 2024 07:36 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tim SAR (Pencarian dan Penyelamatan) gabungan mengarahkan dua warga Swedia, untuk tidak berkemah di zona merah erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Dua warga Swedia itu ditemukan tim SAR membangun tenda di daerah yang menjadi jalur aliran lava di Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, pada Rabu, 17 Januari 2024 malam.
Komandan Tim Basarnas Maumere untuk Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Riswan Dwiputra, mengungkapkan kasus dua warga Swedia itu di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, Kamis, 18 Januari 2024.
"Kami temukan ada dua WNA yang sudah berada di area yang kiranya menjadi jalur lahar panas atau material gunung api, padahal sangat berbahaya, karena area itu harus dikosongkan dan tidak boleh ada aktivitas," kata Riswan Dwiputra.
Dari informasi yang diperoleh Tim SAR gabungan, dua WNA pria bernama Alex (34) dan Hening (38) itu telah membangun sebuah tenda lengkap dengan peralatan masak dan alas tidur.
Saat ditemukan dalam kegiatan patroli malam, kedua pria itu baru selesai membangun tenda dan hendak tidur. Hening pun tidak memakai baju saat disambangi personel tim SAR.
"Mereka tujuannya memang mau camping di situ karena melihat area itu cukup bagus untuk camping dan membangun view gunung api," ujar Riswan.
Setelah menemukan kedua pria itu, tim SAR gabungan menjelaskan tentang kondisi wilayah yang mereka jadikan lokasi berkemah.
Riswan mengatakan wilayah itu menjadi zona merah dan ada larangan melakukan aktivitas apa pun. "Kami komunikasikan bahwa area ini harus clear karena jalur merah, yang sudah dinyatakan tidak boleh ada aktivitas," ucap Riswan.
Ia bersyukur, dua warga asing itu memahami informasi yang disampaikan tim SAR. Petugas juga menunggu kedua WNA itu membongkar tenda dan mengawalnya menuju jalan utama.
Kedua WNA itu disarankan menuju ke arah Konga atau Larantuka sebagai titik aman.
"Mereka sempat bertanya area mana yang kira-kira dinyatakan clear untuk camping, jadi kami arahkan untuk keluar dan kami kawal hingga ke jalan raya Maumere-Larantuka," katanya.
Riswan menyatakan komitmen tim SAR gabungan untuk melakukan patroli, dan memastikan warga dari tujuh desa terdampak erupsi sudah mematuhi rekomendasi larangan yang telah dikeluarkan pihak PVMBG.
Ia juga berharap ada pos jaga di Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, agar tidak ada lagi aktivitas keluar masuk kampung, baik bagi masyarakat maupun wisatawan.
"Seharusnya sudah ada pos sehingga tidak ada lagi yang beraktivitas karena itu daerah rawan," katanya berharap.
Hingga saat ini status Gunung Lewotobi Laki-laki berada pada level IV atau awas.***