Prabowo Bantah Anggapan Program Makan dan Minum Susu Gratis adalah Bisnis Menggiurkan
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 04 Januari 2024 19:40 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Prabowo Subianto membantah anggapan program perbaikan gizi bagi-bagi susu dan makan siang gratis untuk pelajar dan santri serta bantuan gizi untuk ibu hamil sebagai bisnis menggiurkan.
Prabowo menyebut program prioritasnya itu sebagai keharusan (necessity) untuk menghapus stunting dan menciptakan generasi penerus yang bergizi baik dan bangsa yang produktif.
"Ini bukan soal menggiurkan, ini soal kita. Ini soal necessity. Ini soal masa depan bangsa," kata Prabowo menjawab pertanyaan pengurus PWI Pusat dalam dialog di gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis 4 Januari 2023.
Dia mengatakan, Indonesia skor rendah untuk akademik di tingkat dunia, yang salah satunya diukur dalam peringkat PISA (Programme for International Student Assessment).
"Saya dengar, nanti tolong dicek, dalam 1.000 universitas terbaik di dunia, tidak tahu ada universitas (dari) Indonesia masuk atau tidak," ujarnya Prabowo.
PISA adalah program buatan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang merupakan studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan di 81 negara dunia.
Per 3 tahun sejak 2000, pelajar berusia 15 tahun dari sekolah yang dipilih secara acak, mengikuti tes membaca, matematika dan sains. Indonesia berpartisipasi dalam studi PISA sejak pertama kali program itu dirintis pada 2000.
Hasil terbaru evaluasi PISA, skor Indonesia dalam tes membaca, matematika, dan sains masih di bawah rata-rata, yaitu 366 untuk matematika dari rata-rata 472, 359 untuk membaca dari rata-rata 476, dan 383 untuk sains dari rata-rata 485.
Berkaca dari hasil itu, Prabowo meyakini kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat meningkat jika ada perbaikan gizi yang dimulai sejak mereka dalam kandungan sampai mereka bersekolah.
Oleh karena itu, program bagi-bagi susu dan makan siang gratis bagi pelajar dan santri serta bantuan gizi bagi ibu hamil menjadi prioritasnya.
Tentang susu yang dibagikan, Prabowo menyampaikan jenis susu terbaik tentunya yang langsung diperas dari peternak, bukan dari susu kemasan yang banyak gula dan ada pengawetnya.
Menurutnya, Indonesia membutuhkan minimal 2,5 juta ekor sapi perah untuk memenuhi kebutuhan susu segar.
"Jadi kita mungkin harus impor satu juta atau 1,5 juta sapi dalam 3 tahun.”
“Dia akan melahirkan kita akan punya tiga juta. Kira-kira begitu strategi kita. Ini tidak instan, tetapi (bisa terwujud jika ada, red.) will-nya, ada kehendak,” katanya. ***