DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Denny JA: Puisi Esai Waktunya Masuk Kampus dan Sekolah

image
Denny JA.

Dia memberi alasan bahwa setiap zaman memerlukan narasi. Manusia di mana pun memerlukan penjelasan.

“Apa yang tengah terjadi? Kita sedang bergerak ke mana? Para narator menjawab kebutuhan itu,” ujarnya.

Narator itu adalah penulis. Mungkin ia filsuf, ilmuwan, sastrawan, agamawan, penyair, termasuk juga penyair puisi esai.

Hal lain yang menurut Denny profesi penulis masih dibutuhkan adalah peristiwa di Finlandia. Tahun 2023 ini, Finlandia terpilih sebagai negara yang memiliki warga negara paling bahagia sedunia. Sudah enam kali berturut- turut negara ini dipilih oleh PBB.

Denny memberi penjelasan bahwa salah satu yang membuat warganya bahagia adalah karena kurikulum pendidikannya.

Di negara itu, untuk mengajarkan budi pekerti, moralitas, imajinasi, mereka menggunakan sastra. Novel, cerita pendek, puisi, menjadi medium untuk membuat anak didik berkembang imajinasinya, merasakan dilema moral lewat lewat kisah-kisah.

Jadi, katanya, sastra di sekolah menjadi masa depan puisi esai. Karena bangunan puisi esai itu memang menggabungkan fakta dan fiksi. Menggabungkan riset dan renungan.

“Tak ada yang lebih kuat dari fakta, dari kisah sebenarnya, yang menjadi guru kita. Riset diperlukan untuk mengenali fakta itu. Dan ia dicantumkan dalam catatan kaki.”

Gabungan fakta dan fiksi itulah fondasi utama puisi esai.

“Maka kita niatkan. Itulah ruang pengabdian kita selanjutnya. Teman-teman di daerah, di luar negeri, akan kita bantu agar puisi esai goes to campus. Puisi esai goes to school,” katanya. ***

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait