DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Gara-gara Artikel tentang Perempuan Arab Gemuk, The Economist Digugat Artis Enas Taleb

image
Enas Taleb, artis Arab menuntut The Economist

ORBITINDONESIA - Seorang aktris Irak, Enas Taleb, yang fotonya digunakan untuk mengiringi artikel The Economist tentang wanita Arab "gemuk" telah menggugat outlet media tersebut. Hal itu dilaporkan The Associated Press.

Juli lalu, The Economist menerbitkan sebuah artikel tentang mengapa wanita Arab lebih gemuk daripada pria Arab. Artikel tersebut menampilkan foto aktris Irak, Enas Taleb. Taleb merasa dicemarkan nama baiknya.

Enas Taleb, 42, mengatakan bahwa judul utama artikel The Economist, "Mengapa wanita lebih gemuk daripada pria di dunia Arab," terasa seperti "lelucon yang menjijikkan." Dia menuntut media itu atas pencemaran nama baik.

Baca Juga: Membaca Makna Pelukan Surya Paloh kepada Puan Maharani

"Mereka menggunakan foto saya dalam konteks ini dengan cara yang menyakitkan dan negatif," kata Enas Taleb kepada AP. "Saya menentang penggunaan bentuk tubuh seseorang untuk menentukan nilai seorang manusia," tegasnya.

BBC melaporkan bahwa Enas Taleb mengatakan, fotonya itu digunakan di luar konteks dan tanpa izinnya. Taleb juga mengklaim, foto yang diambil di Babylon International Festival pada Oktober 2021 itu telah di-photoshopped.

Artikel The Economist, yang terbit Juli lalu, mencoba menjelaskan kesenjangan obesitas antara pria dan wanita di Timur Tengah. Tetapi artikel ini telah memicu perdebatan ramai tentang body shaming.

"Jika ada siswa yang pergi ke sekolah dan mendengar komentar keji, dan siswa lain menggertaknya karena ia gemuk, bagaimana perasaannya?" Taleb mengatakan kepada Associated Press dari Baghdad. "Artikel ini tidak hanya menghina saya, tetapi juga melanggar hak semua wanita Irak dan Arab."

Baca Juga: Presiden Jokowi Ancam Mafia Tanah yang Menyusahkan Masyarakat: Kita Gebuk

Artikel The Economist mengatakan bahwa salah satu penyebab obesitas di kalangan wanita Arab adalah karena kemiskinan dan pembatasan sosial, yang membuat wanita tetap tinggal di rumah.

London School of Economics telah menemukan paradoks obesitas antara pria dan wanita di Timur Tengah. Namun, AP melaporkan bahwa meskipun lebih banyak gerakan positif tentang tubuh di negara Barat, mempermalukan kegemukan masih lazim di seluruh Timur Tengah.

“Orang Kuwait berukuran plus, orang Saudi berukuran plus. Tetapi orang-orang merasa malu. Mereka tidak diajari untuk percaya diri dalam masyarakat yang menghakimi ini,” kata Ameni Esseibi, model ukuran plus pertama di wilayah tersebut mengatakan kepada AP.

"Kami selalu ingin kurus, terlihat bagus, menikah dengan pria paling berkuasa," ujarnya, seperti dikutip insider.com. ***

 

 

 

Berita Terkait